TEMPO.CO, Jakarta - Penasehat Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi tak mengerti maksud Gubernur DKI Anies Baswedan dituduh berbohong soal Pemilihan Gubernur atau Pilgub DKI yang diundur dari 2022 ke 2024. Menurut dia, tidak ada pembohongan dalam pernyataan Anies di Workshop Nasional DPP PAN.
"Menurut saya tidak ada pernyataan bohong di tafsir saya. Apa yang ditafsir bohongnya?" kata dia saat dihubungi, Ahad, 10 Oktober 2021.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi
mempermasalahkan pernyataan Anies soal tidak adanya Pilgub DKI pada 2022. Pemerintah pusat menetapkan pemilihan kepala daerah nasional akan serentak digelar berbarengan dengan pemilihan presiden pada 2024.
Prasetio menganggap Anies Baswedan telah menyatakan Pilgub DKI diundur dari 2022 menjadi 2024. Dia menilai pernyataan Anies itu seolah-olah menuding pemerintah pusat sengaja memundurkan Pilgub DKI ke 2024.
Pernyataan Anies yang dimaksud soal gagalnya rencana dia kampanye Pilgub DKI di 2022. Ketika menghadiri acara PAN Anies menyampaikan berencana mulai kampanye di tahun terakhir masa jabatannya. Namun, tidak ada perhelatan Pilgub DKI tahun depan.
Semula, rencananya, tahun terakhir baru mulai kampanye. Ternyata, tidak ada pilkada tahun depan. "Jadi, ya sudah, kita kerja terus saja," ujar Anies, dikutip dari tayangan ulang acara workshop itu di akun Youtube PAN TV pada Rabu, 6 Oktober 2021.
Jika tak ada Pilkada DKI, kata Anies, ia akan terus bekerja. "Ya sudah, kita terusin saja kerja sampai akhir."
Menurut Suhaimi, sah-sah saja jika ada yang menganggap pengunduran waktu Pilgub DKI sebagai upaya menjegal Anies. Sebab, gubernur termasuk dalam lembaga politik. Namun, beda cerita dengan cap sebagai pembohong.
Suhaimi menyebut perlu ada bukti yang menggambarkan kebohongan Anies. "Itu sudah menempelkan sifat kepada seseorang harus dibuktikan," ujar Wakil Ketua DPRD DKI ini.
Baca: PKS-Gerindra Buka Peluang Koalisi Pilkada DKI 2024
LANI DIANA | ADAM PRIREZA
