TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lokataru, Haris Azhar datang ke Kantor Unit IV Subdit V Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pada Senin, 22 November 2021 sekitar pukul 10.25. Haris datang untuk diperiksa sebagai saksi atas laporan yang dibuat Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Haris tak bicara banyak kepada wartawan pagi itu. Namun dia sempat menjawab perihal gagalnya mediasi dengan Luhut. "Mediasinya kan emang saya gak bisa sama Fatia."
Sebelumnya, mediasi antara Luhut dengan Haris dan Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti pada Senin, 15 November 2021, batal berlangsung. Luhut mengaku kecewa karena Haris Azhar dan Fatia tak hadir. Menurut Luhut, seharusnya mediasi berlangsung pekan lalu, namun dirinya tak bisa hadir lantaran sedang dinas ke luar negeri.
"Oleh Haris diminta hari ini, ya, saya datang. Tapi katanya si Haris gak bisa datang. Ya sudah," ujar Luhut di Polda Metro, Senin, 15 November 2021.
Luhut merasa ke depannya sudah tak perlu lagi ada mediasi. Ia merasa lebih baik, dalam konteks kasus ini, mereka bertemu di pengadilan.
"Biar sekali-sekali belajar, lah. Kita ini kalau berani berbuat, berani bertanggung jawab," ujar Luhut. "Lebih baik ketemu di pengadilan saja. Kalau dia yang salah, ya, salah. Kalau saya yang salah, ya salah. Gitu."
Baik Haris maupun Fatia Maulidiyanti membantah gagalnya mediasi karena ketidakhadiran mereka. Keduanya mengaku telah menyampaikan ke penyidik sebelumnya bahwa mereka berhalangan untuk hadir pada Senin pekan lalu.
Luhut melaporkan Haris Azhar dan Fatia ke Polda Metro Jaya pada Rabu, 22 September 2021. Mereka disangka telah melakukan pencemaran nama baik, pemberitaan bohong, dan atau menyebarkan fitnah.
Dugaan tindak pidana disebut terdapat dalam video berjudul Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!. Video tersebut diunggah di akun Youtube Haris Azhar.
Dalam video itu, Haris Azhar dan Fatia membahas hasil riset sejumlah organisasi, seperti KontraS, Walhi, Jatam, YLBHI, Pusaka tentang bisnis para pejabat atau purnawirawan TNI AD di balik bisnis tambang emas atau rencana eksploitasi daerah Blok Wabu di Intan Jaya, Papua. Salah satu yang diduga terlibat adalah PT Tobacom Del Mandiri, anak usaha Toba Sejahtera Group yang sahamnya dimiliki Luhut.
Baca juga: Perseteruan dengan Luhut, Haris Azhar Diperiksa Polda Metro Jaya Hari Ini
M YUSUF MANURUNG