TEMPO.CO, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta menargetkan revitalisasi Kota Tua Jakarta di Taman Sari, Jakarta Barat, rampung pada akhir Agustus 2022. Hingga saat ini proses revitalisasi kawasan kota tua masih terus berlangsung.
“Progress penataan sudah mencapai 93 persen dan diharapkan akan rampung pada akhir Agustus mendatang,” kata Pemprov DKI Jakarta melalui akun Instagram @dkijakarta yang dikutip Rabu, 3 Agustus 2022.
Kota Tua merupakan Low Emission Zone atau Kawasan Rendah Emisi, sehingga mobilitas kendaraan pribadi akan diminimalisir untuk menekan polusi udara. Menurut Pemprov DKI, revitalisasi trotoar yang dilakukan, nantinya akan dilengkapi fasilitas street furniture, pohon peneduh, taman hingga air mancur, serta guiding block agar kawasan ramah disabilitas.
Meskipun masih dalam tahap pengerjaan, dari pantauan Tempo pada Selasa sore, 2 Agustus 2022 masih terlihat pengunjung yang cukup ramai berkunjung ke kawsan Museum Fatahillah.
Pejalan kaki melintasi proyek revitalisasi di depan Stasiun Jakarta Kota, kawasan Kota Tua, Jakarta, Jumat 22 Juli 2022. Pemprov DKI Jakarta menyatakan program revitalisasi di kawasan Kota Tua salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dengan mengintegrasikan beragam moda transportasi seperti kereta api, MRT, Transjakarta hingga angkot. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Novi (17), pengunjung asal Depok tidak keberatan dengan revitalisasi Kota Tua yang tengah dilakukan. Ia merasa dengan revitalisasi ini, akses menuju Museum Fatahillah menjadi lebih dekat meskipun banyak debu yang muncul dari pengerjaan proyek.
“Ngga terlalu terganggu. Jalan ke sininya juga jadi dekat,” katanya.
Mei (40), pengunjung asal Cakung, juga merada lebih leluasa berjalan kaki karena trotoar yang luas dan tidak adanya PKL, serta kendaraan tidak ramai melintas. “Enak, ya jalannya luas, nggak banyak kendaraan,” katanya.
Petugas Museum Fatahillah, Saibun mengatakan ada penurunan jumlah pengunjung sejak revitalisasi dilakukan. Namun, penurunan tidak signifikan. “Tidak signifikan, hari libur masih tetap ramai pengunjung,” katanya.
Beberapa pedagang kaki lima (PKL) juga terlihat masih berjualan di sekitar Stasiun Jakarta Kota dan Museum Mandiri meskipun ada pelarangan dan relokasi. Premprov DKI menargetkan area itu steril dari aktivitas pedagang kaki lima (PKL) per Agustus 2022.
Danu, seorang pedagang kopi keliling tetap memilih berdagang di kawasan Kota Tua lantaran minimnya penghasilan jika berdagang di tempat relokasi yang ada di daerah Cengkeh. Tempat lokasi binaan (lokbin) lain yang disediakan untuk menampung PKL di tempat parkir pengunjung di Kota Intan.
“Kami menolak pindah ke Cengkeh karena pengunjung masuk lewat sini (arah Stasiun Jakarta Kota) kalau di sana siapa yang beli?” katanya.
PKL itu bertahan meski harus berpindah-pindah lantaran diusir petugas Satpol PP. Namun dia masih memiliki pemasukan meskipun jumlahnya tidak menentu.
Peedagang lain yang tetap bertahan di Kota Tua Jakarta adalah Rio. Dia berdagang di depan Museum Mandiri karena ada pekerja yang membeli dagangannya. “Di sini banyak pekerja yang bisa beli dagangan,” ujarnya.
Baca juga: 800 PKL di Kawasan Kota Tua Jakarta Akan Dipindah