TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan mahasiswa salah persepsi soal rencana kerja sama dengan kampus untuk mengadakan tes urine. Menurutnya, pihak kepolisian tidak memaksakan mahasiswa untuk melakukan tes urine.
"Adek-adek BEM salah persepsi itu. Kami bukan memaksa untuk mengecek. Semua golongan, umur, dan profesi wajib untuk melindungi diri dan keluarganya. Jadi kalau ada keluarganya yang sudah teler-teler sedikit, daripada tertangkap, lebih baik tes urine," kata Fadil Imran di Dirsatwa Polda Metro Jaya, pada Senin, 31 Oktober 2022.
Untuk memerangi narkoba, Kapolda mengatakan caranya adalah dengan memutus aliran permintaan dan suplai. "Cara terampuh perangi narkoba adalah memutus rantai peredaran dan penyalahgunaan. Supply dan demand-nya mesti kita putus," ujar Fadil.
Tidak hanya kampus, dia berharap perusahaan juga melakukan tes narkoba sebelum menerima karyawan. "Syukur-syukur perkantoran, sebelum menerima karyawan, dia juga ada cek urin," ujarnya.
Kapolda mengatakan jaringan pengedar mulai dari kurir hingga narkoba bandar narkoba mesti ditindak dengan tegas. Sementara pengguna narkoba mesti diobati.
"Upaya yang baik untuk melawan narkoba ini, selain menangkap bandarnya, juga obati penggunanya. Bandarnya kita tidak dengan tegas, penyalahgunanya kita obati," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Mukti Juharsa memaparkan rencana tes urine untuk mahasiswa. Mukti mengatakan kampus merupakan barikade sebagai penjaga moral.
Selain untuk mahasiswa nantinya tes urine akan menjadi salah satu persyaratan masuk kuliah ataupun tes SBMPTN. Upaya ini dilakukan untuk memutus rantai panjang penyebaran narkoba.
Mukti mengatakan tes urine terhadap mahasiswa ini rencananya akan dimulai pada bulan November mendatang. Namun, dirinya belum dapat memberitahu kampus mana saja yang akan bekerja sama dengan Polda Metro Jaya. Untuk program ini nantinya akan dilaksanakan tiap sebulan sekali.
Rencana tes urine terhadap mahasiswa itu memancing kegusaran Koordinator Pusat BEM SI Muhammad Yuza Augusti. Saat demo di Patung Kuda Monas, Jumat lalu, dia mempertanyakan mengapa polisi menyasar mahasiswa. Dia menyebut rencana tes narkoba itu sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap mahasiswa.
MUHSIN SABILILLAH
Baca juga: Tekan Jumlah Pengguna Narkoba, Polda Metro Buka Kerja Sama Tes Urine dengan Kampus dan Perusahaan