Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang Arie Hanggara, Bocah 7 Tahun Tewas Disiksa Ayahnya 38 Tahun Lalu

image-gnews
Murid sekolah dasar (SD) Yayasan Cikini, Arie Hanggara, yang disiksa ayah kandungnya sampai tewas, Jakarta, 1984. Koleksi Perguruan Cikini
Murid sekolah dasar (SD) Yayasan Cikini, Arie Hanggara, yang disiksa ayah kandungnya sampai tewas, Jakarta, 1984. Koleksi Perguruan Cikini
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKisah Arie Hanggara, bocah berusia 7 tahun yang tewas di tangan kedua orang tuanya menjadi catatan gelap perlindungan anak di Indonesia.

“Arie namanya. Ia mati dihukum ayahnya. Mungkin anak kita tidak. Tapi benarkah kita tidak kejam?” tulis Majalah Tempo edisi Desember 1984 pada halaman pertamanya sebagai artikel utama.

Berdasarkan catatan Tempo, Arie merupakan anak kedua dari pasangan Machtino Eddiwan dan Dahlia Nasution. Namun, tak lama kemudian, keduanya berpisah dan Arie beserta kedua saudara lainnya dibawa Machtino bersama perempuan lain bernama Santi.

Menurut laporan Tempo edisi April 1985, Machtino dan Santi belum resmi menjadi pasangan suami istri, tetapi Santi kerap dirujuk sebagai ibu tiri dari Arie Hanggara.

Baca: Apa Beda Kasus Angeline dengan Arie Hanggara?

Arie Hanggara Disiksa Hingga Meninggal Dunia

Masih merujuk pada catatan Tempo, sebelumnya, Arie Hanggara diketahui bersekolah di SD Yayasan Cikini, Jakarta Pusat. Ayahnya, Machtino, diketahui tidak memiliki pekerjaan usai mengalami kebangkrutan. Sedangkan, ibu tirinya, Santi, bekerja sebagai pegawai kantoran.

Dalam laporan tersebut, konon, menurut Santi dan Machtino, Arie merupakan sosok anak yang nakal dan sempat kedapatan mencuri uang. Sementara itu, menurut Khadidjah, guru Arie, ia merupakan sosok yang periang dan mudah bergaul.

Akibat kesal terhadap perangai Arie, Machtino dan Santi diketahui kerap menyiksanya. Menurut laporan Tempo, Arie dipukul, ditampar, ditendang, dan disuruh melakukan gerakan jongkok dan berdiri secara terus-menerus hingga kelelahan. Bahkan, kepala Arie terkadang dibenturkan ke tembok dan dirinya dikurung di kamar mandi.

Meskipun mendapat perlakuan biadab seperti itu, Khadidjah menyampaikan bahwa Arie tidak memperlihatkan kondisi tertekan secara mental ketika di sekolah. Pernah suatu saat Arie ditanyai soal kondisi lebam pada tubuhnya, tetapi ia mengaku hal tersebut karena jatuh.

Nahas, 8 November 1984 atau 38 tahun lalu benar-benar menjadi hari terakhir bagi Arie Hanggara untuk berdiri dan terjatuh untuk selamanya. Saat itu, Arie diketahui disiksa sejak siang hingga malam hari dan sempat dibenturkan kepalanya ke tembok beberapa kali.

Laporan Majalah Tempo saat itu uga menyebut bahwa Arie tidak diperbolehkan makan dan minum selama menjalani siksaan tersebut. Kondisi ini membuat Arie jatuh dan tak berdaya. Ketika ayahnya, Machtino, mengetahui Arie sudah terkapar, ia hendak membawanya ke rumah sakit. Namun, di perjalanan, Arie dinyatakan meninggal dunia.

Jenazah Arie Hanggara dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan dengan nisan di samping kanan dan kiri bertuliskan “Maafkan Papa” dan “Maafkan Mama”.

Kematian Arie Hanggara Menjadi Sorotan Nasional

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kabar kematian Arie Hanggara di tangan ayahnya sendiri sontak menjadi pemberitaan nasional. Beberapa media, termasuk Tempo, sempat menjadikan peristiwa ini sebagai kabar dan laporan utama.

Bahkan, menurut sejumlah sumber, proses rekonstruksi kejadian yang menimpa Arie dihadiri oleh puluhan masyarakat yang berjubel dan mengutuk para pelaku.

Di meja persidangan, ayah Arie Hanggara, Machtino Eddiwan divonis 5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sementara itu, ibu tirinya, Santi, hanya divonis selama 2 tahun sebab dinilai sekadar membantu Machtino dalam melakukan aksinya.

Kasus Serupa Arie Hanggara Belum Berakhir

Tiga dekade setelah peristiwa Arie Hanggara, masyarakat kembali digemparkan dengan peristiwa kematian anak perempuan berusia 8 tahun, Angeline, pada 2015. 

Laporan Tempo menyebut bahwa Angeline menghilang sejak 16 Mei 2015. Namun, ia ditemukan pada 10 Juni 2015 oleh pihak kepolisian dengan kondisi tak bernyawa.

Apabila kematian Arie Hanggara didalangi oleh ayah kandungnya, kematian Angeline disebut didalangi oleh ibu angkatnya, Margriet. Hal ini diperkuat dengan kesaksian pekerja di rumahnya, Agustai Hamdani, yang menyebut bahwa Margriet menghabisi nyawa Angeline.

Berbeda dengan ayah Arie Hanggara, Machtino, yang divonis 5 tahun penjara, Margriet ditetapkan sebagai tersangka kasus penelantaran anak dan divonis penjara seumur hidup.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN 

Baca juga: Matinya Arie, Siapa yang Bersalah?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

19 jam lalu

Cover Majalah Tempo 29 Oktober 2023. FOTO/ilustrasi Majalah Tempo/Tempo Kendra Paramita
Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

Majalah Tempo edisi akhir Oktober 2023 memaparkan sejumlah peran Jokowi cawe-cawe pengusungan putra sulungnya, Gibran sebagai cawapres Prabowo.


Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

5 hari lalu

Ilustrasi Pemerkosaan. shutterstock.com
Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.


Setahun Lalu Banding Ferdy Sambo Ditolak Tetap Hukuman Mati, Ini Perjalanan Jadi Vonis Penjara Seumur Hidup

10 hari lalu

Terdakwa Ferdy Sambo bersiap menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 10 Februari 2023. TEMPO/Febri Angga Palguna
Setahun Lalu Banding Ferdy Sambo Ditolak Tetap Hukuman Mati, Ini Perjalanan Jadi Vonis Penjara Seumur Hidup

Setahun lalu banding Ferdy Sambo ditolak alias tetap dihukum mati. Seiring berjalannya waktu, vonis itu diubah jadi penjara seumur hidup. Kok bisa?


JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

17 hari lalu

Menteri BKPM Bahlil Lahadalia saat menyerahkan zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024. Penyerahan zakat ini juga diikuti oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga tinggi negara, pimpinan lembaga negara, kepala daerah, direktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perwakilan perusahaan swasta, hingga tokoh publik. TEMPO/Subekti.
JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?


Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

21 hari lalu

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mendatangi Markas Besar Polisi Republik Indonesia atau Mabes Polri untuk melaporkan terkait dugaan pencemaran nama baik, pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

Dewan Pers menilai substansi liputan Tempo tentang permainan pencabutan Izin Usaha pertambangan (IUP) tak melanggar etik.


Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

26 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.


4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

29 hari lalu

Joko Widodo atau Jokowi berfoto bersama ibunya, Sudjiatmi Notomihardjo, di Jakarta Selatan, Kamis, 20 September 2012. Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo, meninggal di Solo pada Rabu, 25 Maret 2020 pukul 16.45 WIB. Dok TEMPO/Dhemas Reviyanto
4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

Tepat 4 tahun lalu, ibu Jokowi meninggal dunia di usia yang ke-77 karena penyakit kanker


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

42 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Hasbi Hasan Tahu Perkara Heryanto Tanaka dari Majalah Tempo

47 hari lalu

Terdakwa Sekretaris MA nonaktif, Hasbi Hasan, mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. Dalam sidang tim Jaksa Penuntut Umum KPK menghadirkan terdakwa mantan Komisaris Independen PT. Wika Beton, Dadan Tri Yudianto, sebagai saksi dimintai keterangan untuk terdakwa Hasbi Hasan dalam pengembangan perkara tindak pidana korupsi dugaan kasus suap pengurusan Perkara di Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dalam kasus perkara ini KPK telah menetapkan 17 orang tersangka diantaranya dua hakim MA, Sudrajad Dimyati dan Gazalba Saleh. TEMPO/Imam Sukamto
Hasbi Hasan Tahu Perkara Heryanto Tanaka dari Majalah Tempo

Sekretaris MA nonaktif Hasbi Hasan sebelumnya didakwa terima suap dari Heryanto Tanaka untuk mengurus perkara kasasi


Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

48 hari lalu

Sampul majalah TEMPO edisi 16 September 2019. dok. TEMPO
Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

Beberapa kali laporan investigasi dan cover Majalah Tempo pernah dilaporkan ke Dewan Pers oleh berbagai pihak. Soal apa saja, dan siapa pelapornya?