TEMPO.CO, Jakarta - BUMD DKI Jakarta, PAM Jaya menargetkan bisa menyalurkan air siap minum pada tahun 2030 mendatang.
Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin menyatakan delapan tahun mendatang, layanan air perpipaan bisa menjangkau 100 persen masyarakat Jakarta sehingga siap memasok air siap minum dan bukan lagi sekedar air bersih.
"Sebenarnya air pipa kita itu sudah siap minum, hanya saja kita ingin memastikan tidak ada korosi terhadap pipa yang sudah lama, makanya kita akan melakukan revitalisasi dan juga terhadap kebocoran pipa," katanya saat perayaan 100 tahun PAM Jaya, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 23 Desember 2022.
Arief meminta warga DKI Jakarta dapat bersabar mengingat layanan perpipaan air di Jakarta baru dikelola secara penuh oleh PAM Jaya mulai 1 Februari 2023, atau bertepatan dengan berakhirnya swastanisasi air dengan dua mitra, yakni Aetra dan Palyja.
Saat ini kondisi cakupan layanan air minum perpipaan DKI Jakarta baru mampu memenuhi cakupan layanan seluas 65 persen masyarakat Jakarta.
BUMD DKI ini mencatat sekitar 6,5 juta warga di Ibu Kota belum mengakses jaringan air perpipaan sehingga mereka menggunakan air tanah atau membeli air jerigen dengan harga yang mahal.
"Walaupun targetnya harus air minum, tetapi saya ingin menyampaikan kita perlu kerja cepat untuk minimal menyalurkan atau mendistribusikan air bersih ke seluruh masyarakat Jakarta dalam waktu dekat," kata dia.
Nantinya, target 100 persen cakupan jaringan perpipaan di DKI itu akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sebanyak empat sumber air akan memenuhi cakupan 100 persen pada 2030 pertama, yakni Jatiluhur I, Buaran III, Karian, Juanda yang saat ini sedang disiapkan bersama Kementerian PUPR untuk memastikan proyek ini tidak ada penundaan.
Selain itu, untuk mendukung kinerja, PAM Jaya juga merekrut sebanyak 1.097 pegawai yang merupakan eks mitra operator yakni Palyja dan Aetra.
Baca juga: PAM Jaya Butuh Rp 23,5 Triliun untuk Bangun Jaringan Air Bersih Merata di DKI Jakarta