Tidak Kuliah karena Keterbatasan Ekonomi dan Enam Kali Masuk Tes Polri
Setelah lulus SMA, dia tidak kuliah karena perekonomian orang tua yang kurang mampu. Lalu dia ikut tes masuk Polri hingga enam kali, akhirnya lulus di batas usia akhir 25 tahun.
Pendidikan sebagai calon bintara Polri dilakukan selama 11 bulan di Batua, Sulawesi Selatan. Singkatnya, seusai pendidikan pada 1992, dia berdinas di Markas Besar Polri hingga 1996, ditugaskan di Badan Reserse Kriminal sebagai anggota Reserse Mobile.
“Menjadi anggota Polri adalah suatu impian dan kebanggaan bagi saya dan keluarga,” tutur Kasranto.
Pernah Jadi Sopir Kapolri
Kariernya terus berkembang hingga pernah dipercaya menjadi sopir kapolri pada tahun 2002. Waktu itu Kapolri dijabat oleh Jenderal Polisi Da'i Bachtiar.
Terlibat dalam Penanganan Kasus Munir
Selanjutnya tahun 2003, Kasranto sekolah pendidikan perwira dan lulus pada 2004. Dia bertugas lagi di Markas Besar Polri dan ikut dalam penanganan kasus pembunuhan aktivis Munir Said Thalib, yang aktornya dilakoni oleh Pollycarpus Budihari Priyanto.
“Meskipun penyelesaian kasus masih tanda tanya sampai saat ini, tetapi sebuah kemuliaan besar bagi saya menangkap dan mengamankan Pollycarpus Budihari di rumahnya,” ujar Kasranto.
Kasranto Dikutuk Pollycarpus
Saat menangkap Pollycarpus, Kasranto mengaku pernah diancam dan dikutuk Pollycarpus agar celaka jika menumpang pesawat. Namun Kasranto mengabaikan ucapan mantan pilot Garuda Indonesia tersebut.
“Saya sudah janji kepada negara untuk mengorbankan apapun yang ada dalam diri saya untuk kepentingan negara dan masyarakat yang sudah percaya kepada saya,” katanya.