TEMPO.CO, Jakarta - Ayah bocah Bekasi mati batang otak, Albert Francis, mengatakan belum memutuskan apakah akan melanjutkan atau menarik laporan polisinya di Polda Metro Jaya. Dia perlu berdiskusi dengan keluarga untuk menentukan lanjut atau tidak memperkarakan masalah yang menimpa putranya, Benediktus Alvaro Darren.
"Nantinya apakah itu benar-benar lanjut ataukah bagaimana, kami akan merembuk dulu nih pihak keluarga memutuskan. Saat ini, anak kami juga sudah tenang, anak kami sudah senyum," kata Albert di Tempat Pemakaman Umum Padurenan, Kota Bekasi, Rabu, 4 Oktober 2023.
Sebelumnya, bocah tujuh tahun bernama Benediktus Alvaro Darren didiagnosis menderita mati batang otak pasca operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada Jatiasih, Bekasi.
Alvaro meninggal pada Senin, 2 Oktober 2023. Keluarga menduga Alvaro telah menjadi korban malpraktik rumah sakit dan melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 29 September 2023.
Total ada delapan dokter RS Kartika Husada yang dilaporkan, yakni RR, L, Z, WT, RI, K, D (Direktur RS), dan F (Manajer Operasional RS).
Untuk saat ini, kata Albert, pihak keluarga menunda sementara mengikuti proses hukum di Polda Metro. Sebab, keluarga masih berduka atas meninggalnya Alvaro. "Kami pending dulu, kelanjutannya nanti pasti kami akan buka lagi," ujar Albert.
Alvaro telah dimakamkan di TPU Padurenan kemarin siang. Albert menambahkan, pihaknya sudah mengikhlaskan kepergian bocah yang mati batang otaknya pasca operasi amandel tersebut.
Selanjutnya tentang kronologi kejadian
