TEMPO.CO, Jakarta - Remaja asal Tangerang Selatan (Tangsel) yang diperkosa empat rekannya hingga depresi kini didampingi oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) setempat.
Kepala UPT P2TP2A Tangsel Tri Purwanto mengatakan, pihaknya sudah mendatangi keluarga korban beberapa hari lalu. "Pihak korban minta pendampingan. Ya, kami informasikan bahwa ada layanan pendampingan baik hukum maupun konseling,” ujarnya, Rabu, 1 Oktober 2023.
Baca Juga:
Sebelumnya ISA, 18 tahun, dicekoki minuman keras atau miras oplosan dan diperkosa empat teman laki-lakinya ketika main di rumah salah satu pelaku di Ciledug, Kota Tangerang satu bulan lalu.
Tri menjelaskan kondisi korban saat ditemui pihaknya pertama kali sudah membaik. Korban dijadwalkan melakukan konseling kembali.
"Korban ini kuat, lah, masih bisa komunikasi dengan kami. Tapi tetap kami berikan layanan konseling, sih, selanjutnya untuk penguatan trauma (untuk) memberikan kesaksiannya nanti dipersidangan dan sebagainya," ujarnya.
Tri menuturkan satu dari empat pelaku yang juga masih anak-anak sudah disidang dan divonis. Untuk tiga pelaku lainnya, kata dia, masih ditahan Polres Metro Tangerang Kota.
"Nah tinggal pelaku yang bukan anak, masih proses. Kemarin, kan, diberi info apakah banding atau tidak,” kata dia.
Untuk mengawal proses hukum ini, UPT P2TP2A Tangerang Selatan akan melakukan audiensi ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang dalam waktu dekat. "Pihak keluarga juga belum dapat informasi itu kayak salinannya dan gimana,” tuturnya.
Korban Depresi dan Lukai Diri
Junet, paman korban, mengatakan peristiwa itu terjadi satu bulan lalu. Awalnya salah satu pelaku menjemput ISA di rumahnya yang berada di wilayah Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk bermain. Namun, korban tak kunjung pulang hingga larut malam.
Menurut Junet, ISA akhirnya pulang diantar ibu dari salah satu pelaku. Kepada keluarga, orang tua pelaku cerita jika korban diperkosa anaknya.
Akibat pemerkosaan ini, korban mengalami guncangan psikis hingga melukai diri dengan menyayat tangan menggunakan silet. "Keadaan korban sampai depresi. Kejiwaannya agak keganggu. Sampai sekarang," tuturnya, Senin, 30 Oktober 2023.
Pilihan Editor: Cerita Alex Tirta Soal Ketua KPK Firli Bahuri Butuh Rumah Singgah