Ia dan istrinya juga sempat menanyakan kegunaan bantuan kemanusiaan yang ditawarkan Bali Tower. Fatih merasa sakit hati dengan jawaban Bali Tower hari itu: Ya terserah Bapak, mau Bapak pakai beli mobil juga enggak apa-apa.
"Jangankan Rp 2 miliar, Rp 10 miliar juga saya tolak kalau penyampaiannya begitu," ucapnya sambil menambahkan, "Yang saya mau itu bicara fakta dan data."
Ayah Sultah Rifat Klarifikasi Angka 22 Miliar Rupiah
Tentang kompensasi uang hingga Rp 22,8 miliar, Fatih balik menuding ada paksaan dari Bali Tower agar dia menyebutkan angka yang diinginkan untuk pengobatan Sultan. Lalu, menghitung sejak 22 Juni 2023, dia merinci ada empat fase tuntutan yang terjadi dalam proses ini.
Pertama, Fatih meminta Bali Tower untuk bertanggung jawab terhadap biaya pengobatan Sultan hingga sembuh total. Saat itu, dia menambahkan, "Saya tidak menyebutkan angka."
Kedua, Fatih meminta agar Bali Tower memberikan bantuan sebesar Rp 5 miliar. Besaran itu berdasarkan biaya yang sudah Fatih keluarkan sejak awal Sultan kecelakaan hingga 22 Juni 2023 itu. "Angka Rp 5 miliar itu sudah ditambah biaya imateril," ucapnya.
Dia merinci hal-hal yang dimaksud dalam kerugian imateril itu, seperti rasa sakit yang diderita Sultan, kehilangan kesempatan lulus kuliah tepat waktu, risiko cacat permanen, hingga Fatih yang tidak bisa bekerja karena mengurus Sultan.
Setelah angka itu disebutkan oleh Fatih, ia mengatakan Bali Tower justru menghilang tidak ada jawaban. Pembahasan besaran ganti rugi ini baru kembali terjadi sebulan setelahnya, yaitu pada 28 Juli 2023, setelah kasus ini viral di media sosial.
Pada fase ini mencuat angka tuntutan pertanggungjawaban Bali Tower yang sebesar Rp 10 miliar. Tapi Fatih membantah angka itu ke luar dari mulutnya.
Kemudian ketika mediasi kedua oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada 28 Agustus 2023, Fatih kembali diminta untuk mengeluarkan besaran angka yang diminta. "Saya jawab, 'Saya akan tulis surat dan saya sisihkan ke Menkopolhukam, Pak Mahfud Md'," katanya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat memberikan keterangan pers usai menjenguk korban terjerat kabel optik, Sultan Rifat Alfatih, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 4 Agustus 2023. ANTARA/Syaiful Hakim
Dalam surat itu, Fatih menuntut Bali Tower memberikan biaya pengobatan anaknya Rp 4,5 miliar. Ini berubah dari awalnya Fatih menuntut Bali Tower membayar penuh pengobatan anaknya hingga sembuh total.
Nominal itu pun, kata Fatih menambahkan, hanya plafon yang akan dia gunakan jika Sultan memerlukan pengobatan. "Rp 4,5 miliar ini bukan uang yang saya ambil di depan. Ini plafon," ucapnya.
Ia juga mengatakan, jika nantinya biaya pengobatan Sultan melebihi angka tersebut, ia tidak akan meminta biaya tambahan. Sebab, menurut dia, itu sudah jadi risikonya ketika sudah menentukan nominal yang diminta.
Sultan Rifat Alfatih di RS Polri Kramatjati. Dok Istimewa
Masih dalam surat yang juga dikirim ke Menkopolhukam itu, Fatih meminta Bali Tower bertanggung jawab atas kecacatan yang dialami Sultan sebesar Rp 14,5 miliar. "Saya enggak mengharapkan cacat. Kalau Sultan dinyatakan tidak mengalami cacat, biaya itu enggak saya minta," kata Fatih lagi.
Surat itu ditulis jauh sebelum Sultan dinyatakan sembuh oleh tim dokter RS Polri. Meski sudah sehat dan bisa beraktivitas, Sultan mengalami kecacatan sehingga pita suaranya harus diangkat lewat operasi.
Tuntutan yang ketiga, Fatih meminta Bali Tower bertanggung jawab atas biaya imateril sebesar Rp 4 miliar. Dari seluruh tuntutannya itu, Fatih mengatakan belum menerima satu rupiah pun dari Bali Tower sebagai tanggung jawab hingga berita ini dibuat.
"Konyolnya, mereka menanggapi itu seolah saya minta Rp 22 miliar. Itu kan ditotal semua sama mereka," katanya. Padahal, kata Fatih, tuntutan pertama dan kedua hanya berupa plafon jika pihaknya memerlukan biaya pengobatan.
"Alhamdulillah sekarang uang itu enggak perlu, karena Kapolri yang bayar," katanya sambil membantah tudingan telah mengkomersialkan kecelakaan anaknya untuk memeras Bali Tower.
Pilihan Editor: Soal ASN Kota Bekasi Pamer Jersey Nomor Punggung 2, Camat Jatisampurna Sebut Disuruh Panitia