TEMPO.CO, Jakarta - Quick count atau hasil hitung cepat yang diperoleh dari sejumlah lembaga survei, sudah muncul sejak sore hari pasca masyarakat Indonesia melangsungkan pemungutan suara Pilpres 2024 pada Rabu, 14 Februari 2024.
Dari hasil sementara QC tersebut pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul di angka presentasi 56 persen. Beberapa masyarakat menghubungkan hasil sementara QC dengan fakta yang dipaparkan film Dirty Vote yang rilis pada 11 Februari 2024 atau tiga hari sebelum pencoblosan.
Ilham Priyanto (32 tahun), seorang karyawan swasta yang bertempat tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menutukan bahwa jawaban dari film Dirty Vote yang telah ia tonton, adalah dari hasil sementara QC yang sangat mengejutkan. “Pas tau hasil QC nya segitu besarnya perbedaan, dan ini sama persis kayak di film itu dan ya memang benar kenyataannya begitu ada kecurangan,” kata Ilham saat ditemui TEMPO di Bundaran HI pada Ahad, 18 Februari 2024.
Ilham juga mengaku alasan dirinya menonton film Dirty Vote yang diperankan oleh tiga pakar hukum tata negara, agar mengetahui bagaimana kondisi politik dan demokrasi sebenarnya di Indonesia. “Jadi melek politik gitu, oh jadi sistemnya kayak gini jadi tahu sistem demokrasi Indonesia sekarang lagi amburadul,” tambahnya.
Dirinya juga kerap membaca berita TEMPO, untuk mengetahui lebih dalam apa saja penyelewengan yang terjadi di era politik pemilu. “Saya juga baca berita TEMPO, soalnya TEMPO kalau ada yang nyeleweng itu emang diusut tuntas,” ucap Ilham.
Selain Ilham, ada juga pasangan suami istri dari Bogor, Jawa Barat, yaitu Desi Nurhinzah (45 tahun) dan suaminya bernama Edi Aswadi (68 tahun). Keduanya mengaku hasil dari menonton Dirty Vote ditambah dengan konten Bocor Alus Politik TEMPO, memberi jawaban berdasarkan fakta yang terjadi. “Memang itu film isinya data semua ditambah saya juga nonton bocor alus politik, jadi tahu kondisi yang sebenarnya seperti apa,” ucap Desi.
Sedangkan suami dari Desi, Edi Aswadi hanya menambahkan bahwa isi dari film Dirty Vote tidak mengistimewakan salah satu pasangan calon, melainkan ketiganya. “Tiga-tiganya dibongkar, tapi kita bisa lihat nih yang paling dominan yang nggak beresnya dimana,” tuturnya.
Pilihan Editor: Masyarakat Menilai Pemilu 2024 Penuh Kecurangan, Akan Menunggu Hasil Real Count KPU