TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno selesai menjalani pemeriksaan Ditreskrimum Polda Metro Jaya sekitar pukul 12.31 WIB.
Edie dilaporkan atas dugaan pelecehan seksual terhadap dua pegawainya. Edie mendatangi Polda Metro didampingi kuasa hukumnya.
“Wawancara berjalan lancar proses hukum memang seperti ini tidak ada yang luar biasa. Dan saya senang karena bisa mengungkapkan yang sebenarnya,” kata Edie di Polda Metro Jaya, Kamis, 29 Februari 2024.
Saat ditanya Tempo bagaimana kedekatannya dengan 2 korban dan apakah dia kenal dengan para korban, dia enggan bicara banyak. “Saya rektor,” katanya menuju mobil.
Edie mengenakan jaket berwarna merah dan topi berwarna hijau army. Dia enggan berbicara banyak soal berapa pertanyaan yang dilontarkan penyidik dan soal dirinya kenal kepada korban.
Kuasa hukum Edie, Faizal Hafied juga mengatakan enggan berbicara soal materi pemeriksaan.
“Beliau ini rektor berprestasi, kami yakini bahwa tidak akan ada LP yang dilayangkan apabila tidak ada proses pemilihan rektor,” tuturnya.
Dia mengklaim jika tidak ada pemilihan rektor pada Maret tidak ada laporan polisi terhadap kliennya. “Ini ada politisasi jelang pemilihan rektor, sebagaimana sering dialami saat Pilkada dan Pilpres,” ujarnya.
Klaim adanya politisasi itu menurut Faizal telah disampaikan ke penyidik yang menangani kasus kliennya. Selain itu laporan tersebut merugikan kliennya.
Edie dan Faizal tidak membantah dan tidak membenarkan mengenai kejadian dugaan pelecehan seksual tersebut ada atau tidak. “Apa yang dituduhkan dan segala macamnya hanya asumsi-asumsi orang pribadi yang tidak ada bukti sama sekali,” ujarnya.
Pilihan Editor: Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual