3. Cerita Polisi, Penghuni Apartemen, dan Penjaga Klenteng soal Satu Keluarga Tewas Melompat
Peristiwa empat orang tewas usai melompat dari salah satu apartemen di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu, 9 Maret 2024, menggegerkan khalayak ramai. Empat orang yang disebut masih satu keluarga ini tewas seketika dengan dugaan posisi tangan terikat.
Meski Kepolisian Sektor Penjaringan telah membeberkan kronologi dari peristiwa itu, Tempo berupaya menggali cerita dari penghuni apartemen, pedagang, hingga penjaga klenteng yang berada di pucuk gedung apartemen itu.
Cerita Polisi
Kapolsek Penjaringan, Jakarta Utara, Komisaris Agus Ady Wijaya membeberkan kronologi empat orang yang diduga melompat dari salah satu apartemen. Agus menjelaskan momen terakhir empat korban yang diduga masih satu keluarga ini terekam kamera pengawas. Kamera CCTV merekam mulai dari para korban tiba di apartemen hingga naik ke rooftop.
Agus menyebut keempat korban yang melompat ini, yaitu EA, 50 tahun; AEL, 52 tahun; JWA, usia belum diketahui; dan JL, 15 tahun. Menurut Agus, sekitar pukul 16.02 WIB para korban mendatangi apartemen menggunakan mobil Grand Max warna silver bernomor polisi B 2972 PEQ.
"Dan masuk ke apartemen," kata Agus kepada wartawan di depan aparteman, Sabtu malam, 9 Maret 2024.
Pada pukul 16.04 WIB, para korban masuk dalam lift. Terekam EA mencium kening AEL, JWA, dan JL. "Setelah mencium keningnya pihak AWL termonitor mengumpulkan ponsel-ponsel di tasnya. Lalu naik ke atas," kata dia.
Baca selengkapnya di sini
Pilihan Editor: Penjelasan Otorita IKN Soal Ultimatum 200 Warga Kaltim untuk Robohkan Rumah