TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta menggulung sindikat perdagangan orang yang hendak mengirim 9 Warga Negara Indonesia ke Serbia.
Semula mereka akan diberangkatkan ke Malaysia dengan tujuan akhir Serbia pada Ahad 17 Maret 2024 pukul 15.10 WIB. Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Polisi Roberto GM Pasaribu menyatakan ke-9 WNI itu diberangkatkan untuk bekerja secara non prosedural melalui Terminal 3 Keberangkatan Internasional Bandara Soetta menggunakan Pesawat TransNusa (8B679) rute Jakarta (CGK) - Kuala Lumpur (KUL).
"Atas laporan itu kami bergerak dan piket Satreskrim mendatangi kantor BP2MI dan mendapati 10 WNI itu,"kata Roberto kepada TEMPO, Ahad siang 24 Maret 2024.
Wakil Kepala Polres Bandara Soekarno-Hatta Ajun Komisaris Besar Polisi Ronald Sipayung dalam siaran pers di Bandara Soekarno-Hatta menyatakan ke-10 WNI itu berinisial MH, AY,
YA, AAS, IWB, A, DGM, MY, S dan FP itu kemudian diserahkan BP2MI ke kepolisian dan selanjutnya petugas membawa mereka ke Polresta Bandara Soetta guna pengusutan lebih lanjut.
Sipayung mengatakan rata-rata 9 CPMI dimintai biaya proses keberangkatan ke Serbia untuk bekerja sebesar Rp. 60 hingga 75 juta. "Dibayarkan ke J saat ini sudah kami tetapkan sebagai tersangka,"kata Sipayung.
Adapun J memberikan keuntungan kepada tersangka F senilai Rp. 2,5 hingga 5 juta per orang jika F berhasil memberangkatkan para korban. Ada tiga tersangka perdagangan orang yang saat ini sudah ditahan di Rutan Polres Bandara Soekarno-Hatta.
Barang Bukti Disita
1.10 buah paspor
2.10 lembar boarding pass pesawat TransNusa rute Jakarta (CGK) - Kuala Lumpur (KUL) tanggal 17 Maret 2024
3.10 Lembar Booking Tiket pesawat TransNusa rute Jakarta (CGK) - Kuala Lumpur (KUL) tanggal 17 Maret
2024.
4.10 Lembar Booking Hotel Stay With Bintang Malaysia.
5.10 Lembar Booking tiket kepulangan pesawat Batik Air rute Kuala Lumpur (KUL) - Jakarta (CGK) tanggal 23 Maret 2024
6. 10 Lembar Itinerary (rencana perjalanan) ke Malaysia selama 7 hari
7. 3 unit Handphone (Telepon Genggam)
8. 1 bendel print-out percakapan WhatsApp.
Pilihan Editor: Ferienjob Diduga Modus Perdagangan Orang, Mahasiswa UNJ Peserta Magang di Jerman Hanya Bisa Menangis