TEMPO Interaktif, Jakarta - Aksi demonstrasi di depan kantor Wakil Presiden ricuh. Terjadi saling dorong antara para demonstran dengan aparat keamanan. Demonstran memaksakan agar aparat membuka jalur yang sempat menutupi jalan kantor wakil presiden.
Namun aksi ini tidak berlangsung lama. Karena, koordinator aksi dari Aliansi Mahasiswa melerai dan meminta agar tidak terpancing sehingga tidak mengakibatkan tindakan kekerasan maupun anarkis. Demonstrasi ini melibatkan sejumlah 150 aktivis dari Solidaritas Rakyat Anti Korupsi. Dalam orasinya, massa ini meneriaki, "Boedino Maling Century" teriak massa di depan Kantor Wakil Presiden, Kamis (28/1).
Pagi hari, juga terjadi aksi demonstrasi di samping Kedutaan Besar Amerika Serikat , yang sebenarnya akan melakukan aksi di depan kantor wakil presiden namun terhambat pagar duri yang dipasang aparat. Kelompok itu menamakan diri Jaringan Mahasiwa Penggerak .
Massa ini menggunakan aksi pocong, terlihat juga beberapa orang pendemo bertopeng wajah SBY dan Boediono dengan tubuh dicat dengan huruf yang jika dirangkai bertuliskan SBY-Boediono. Selain itu, kelompok ini juga melakukan aksi menginjak-ijak dan menusuk-nusuk baliho bergambar SBY-Boediono itu dengan bambu runcing.
Menanggapi aksi massa demonstran, Staf Khusus Wakil Presiden Yopie Hidayat mengatakan Wakil Presiden Boediono mempersilakan aksi yang demokratis. Asalkan, dilakukan sesuai prosedur dan tidak dengan tindakan anarkis. "Sejauh ini kami tidak terganggu, buktinya rapat (yang dipimpin Wapres) berjalan," katanya.
Dia melanjutkan, Boediono tetap memantau perkembangan situasi aksi demonstrasi. "Beliau (Boediono) mempersilahkan aksi itu," katanya. "Kita bisa menikmati kebebasan berekspresi," katanya.
EKO ARI WIBOWO