TEMPO Interaktif, Bekasi - Produksi listrik sampah di tempat pembuangan akhir Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, dimulai 8 Maret mendatang. Kapasitas awal hanya mampu menghasilkan dua megawatt (MW) listrik dari target produksi sebesar 26 MW.
Direktur PT Godang Tua Jaya Doglas Manurung mengatakan, mesin yang berfungsi membakar gas metan sampah menjadi energi listrik baru ada dua unit. "Masing-masing unit memproduksi satu MW listrik," kata Doglas, kepada Tempo, Kamis (18/2).
PT Godang Tua Jaya, adalah perusahaan rekanan yang ditunjuk Pemerintah DKI dan Kota Bekasi untuk mengolah sampah Bantar Gebang. Dalam operasionalisasi proyek listrik, PT Godang Tua menggandeng PT Navigat Organic Energy Indonesia, dengan nilai investasi Rp 700 miliar.
Menurut Doglas, target produski listrik sampah 26 MW akan dipenuhi secara bertahap dalam kurun waktu dua tahun. Hingga akhir 2010 ini, produksi listrik dipatok hingga 10 MW, dan akhir 2011 mendatang terpenuhi 26 MW. Mesin produksi dua jenis. Terdiri, 16 unit engine pembakar gas metan (satu mesin kapasitas produksinya satu MW), dan satu mesin pirolisis dengan kapasitas produksi tujuh MW. Pirolisis merupakan pembakaran hampa udara, dan tidak menyisakan sedikitpun emisi yang mencemari lingkungan.
Menurut Doglas, teknologi yang digunakan itu ramah lingkungan. Tidak seperti pembakaran memakai insenerator yang mengeluarkan banyak asap. Listrik yang dihasilkan dijual ke PT (Persero) PLN regional Jawa Barat. "Berapa harga jualnya? kami masih negosiasi dengan PLN," kata Doglas.
Hanya saja, sampah di Bantar Gebang tetap tidak bisa habis sekalipun mesin pembangkit listrik sampah telah dihadirkan. Doglas mengakui, sampah yang diolah hanya sampah baru yang dibuang dari DKI setiap harinya 6.000 ton.
Adapun sampah lama yang telah membentuk lima gunung sampah sejak 1989 silam, tidak diolah Volume tumpukan sampah di lahan seluas 108 hektar itu telah mencapai 10 juta meterkubik. "Kami hanya mengolah sampah baru," kata dia.
HAMLUDDIN