Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Resapan Air di Tangerang Selatan Menyusut 20 Persen

image-gnews
Seorang warga menyebrangi tanggul rusak Situ Gintung, Tangerang Minggu (09/08). Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 10 Milyar untuk pembebasan tanah untuk pembangunan kembali situ yang tanggulnya jebol 27 maret lalu. Foto: TEMPO/Dinul Mubarok
Seorang warga menyebrangi tanggul rusak Situ Gintung, Tangerang Minggu (09/08). Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 10 Milyar untuk pembebasan tanah untuk pembangunan kembali situ yang tanggulnya jebol 27 maret lalu. Foto: TEMPO/Dinul Mubarok
Iklan

TEMPO Interaktif, Tangerang Selatan - Ancaman banjir menghantui wilayah Kota Tangerang Selatan, sebab resapan air di kota yang baru terbentuk itu saat ini telah menyusut hingga 20 persen. ”Penyusutan mencapai 20 persen lebih,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Tangerang Selatan, Dendi Pryandana, hari ini.

Dendi mengatakan penyusutan itu dilihat dari berkurangnya lahan situ-situ yang ada di Tangerang Selatan. Menurutnya, sembilan situ di kota seluas 14 hektare itu rata-rata sudah menyusut, di antaranya Situ Antap, Situ Parigi, Situ Tujuh Muara, Situ Pamulang dan Situ Gintung. "Sembilan situ tersebut sebagian lahannya sudah berkurang,” katanya.

Gencarnya pembangunan perumahan oleh pengembang diduga sebagai penyebab hilangnya lahan situ tersebut. Contohnya Situ Antap, Rempoa, Ciputat, yang lahannya sudah rata dengan tanah dan akan dibangun perumahan mewah.

Selain itu, kondisi Situ Gintung yang jebol pada Maret 2009 lalu dan hingga kini belum difungsikan karena sedang dalam pembangunan juga turut menyumbang terjadinya banjir di wilayah itu.

Berkurangnya wilayah resapan air semakin mengancam kota berpenduduk 1,2 juta jiwa itu dengan musibah banjir. Pemerintah daerah setempat telah berupaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir dengan program pembersihan saluran, membuat tandon air, mengeruk sungai dan kali yang ada di Tangerang Selatan.

Untuk program itu, kata Dendi, telah dianggarkan dana sebesar Rp 3 miliar. ”Selain itu, kami akan membangun sodetan-sodetan, normalisasi situ dan sungai,” Dendi menambahkan.

Hingga kini, kata Dendi, ada tujuh titik banjir yang diwaspadai, di antaranya di perumahan Bukit Pamulang Indah, Jurangmangu Timur, kawasan Reni Jaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab banjir di sekitar titik itu karena air yang tidak bisa keluar akibat minimnya resapan (penampung air) sehingga air terlalu cepat mengalir ke sungai. Sementara kapasitas sungai terbatas dan air sungai pun meluap. Minimnya resapan air disebabkan pembangunan di wilayah tersebut tidak diimbangi dengan penyediaan ruang terbuka hijau yang bermanfaat untuk resapan air.

Berdasarkan topografi wilayah Tangerang Selatan elevasinya menurun, di mana air mengalir dari selatan ke utara menuju wilayah Kota Tangerang. Air mengalir ke Sungai Cisadane, Angke dan Pesanggrahan.

Melihat kondisi ini, Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Tangerang Selatan meminta agar pemerintah setempat menahan izin pembangunan yang sifatnya besar karena dikhawatirkan pembangunan tidak terkendali sehingga akan saling menabrak tata ruang Tangerag Selatan. ”Tata ruang saja belum dibentuk, tapi pembangunan terus berlangsung,” ujar anggota Komisi D, Al Mansur.

Menurut Al Mansur, pembangunan perumahan, kawasan bisnis dari pertokoan hingga mal di wilayah Tangerang Selatan saat ini sangat marak dan seperti membabi buta. Padahal, secara geografis lahan di Tangerang Selatan sudah sangat terbatas. ”Kalau dibangun semua, mana lahan untuk resapan air dan daerah terbuka hijaunya,” kata dia.

Komisi D, ia meneruskan, mengusulkan agar bagian perizinan menahan dulu izin pembangunan yang sifatnya makro sebelum rencana umum tata ruang Tangerang Selatan disahkan.

JONIANSYAH 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementerian PUPR Akan Restorasi Danau Sentarum Kalimantan Barat  

3 Juli 2017

Taman Nasional Danau Sentarum. Kapuashulukab.go.id
Kementerian PUPR Akan Restorasi Danau Sentarum Kalimantan Barat  

Kementerian PUPR akan merestorasi Danau Sentarum yang merupakan sumber utama Sungai Kapuas dan daerah tangkapan air di Kalimantan Barat.


PGN Bangun Pipa 195 km Tahun 2016

23 November 2016

Pekerja melakukan pengecatan pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) di Jakarta, 12 Agustus 2016. PT PGN telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi lebih dari 7.100 kilometer, atau setara 76 persen pipa gas bumi di seluruh Indonesia. ANTARA/Rivan Awal Lingga
PGN Bangun Pipa 195 km Tahun 2016

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) terus memperluas jaringan gas bumi di berbagai daerah dengan membangun pipa sepanjang 195 km pada 2016.


Pembuatan Sumur Resapan Jadi Tontonan Siswa Sekolah Dasar  

6 November 2015

Pembuat sumur resapan di kawasan Kuningan, Jakarta, (12/11). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mengebut pembuatan sumur resapan untuk menghadapi musim hujan. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Pembuatan Sumur Resapan Jadi Tontonan Siswa Sekolah Dasar  

Pembuatan sumur resapan di sekolah bertujuan mengurangi limpasan air ke jalan dan saluran air.


Ahok: DKI Sudah Berikan Dana untuk Kabupaten Bogor  

29 November 2013

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Tempo/Aditia Noviansyah
Ahok: DKI Sudah Berikan Dana untuk Kabupaten Bogor  

Dana itu digunakan untuk membuat biopori dan bioretensi sebesar Rp 3,5 miliar serta meruntuhkan vila-vila di Cisarua, Bogor sebesar Rp 2,1 miliar.


Ahok: Sumur Resapan untuk Petakan Akuifer

11 November 2013

Wakil Gebenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Ahok: Sumur Resapan untuk Petakan Akuifer

Selain berfungsi menyerap air, sumur resapan itu diharapkan dapat mengurangi risiko penurunan muka tanah.


Bekasi Bangun Empat Penampungan Resapan Air  

3 November 2013

Tanggul  yang berbatasan dengan kali Bekasi saat banjir di  perumahan Pondok Ged, Jatiasih, Bekasi, (5/2). Tempo/Rully Kesuma
Bekasi Bangun Empat Penampungan Resapan Air  

Pemkot Bekasi membuat empat penampungan resapan air untuk mengatasi banjir. Baru satu yang siap digunakan.


Ribuan Mata Air Terancam Hilang

23 Maret 2013

REUTERS/Lee Jae-Won
Ribuan Mata Air Terancam Hilang

Rencananya ada penanaman ribuan pohon di sekitar mata air.


Yogyakarta Bangun Tiga Embung Penampung Air Hujan  

6 Januari 2013

Sejumlah siswa sekolah melintasi DAM Sabo usai banjir lahar dingin di dusun Bronggang, kelurahan Argomulyo, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta (09/11). Hujan lebat yang turun membuat sungai meluap dan membawa banjir lahar dingin. TEMPO/Suryo Wibowo
Yogyakarta Bangun Tiga Embung Penampung Air Hujan  

Embung dibangun dengan cara membendung sungai. Dua embung akan dibangun di Kabupaten Sleman dan satu di Kabupaten Bantul.


Depok Galakkan Pembuatan Sumur Resapan

5 Desember 2010

Lubang Biopori.TEMPO/Tri Handiyatno
Depok Galakkan Pembuatan Sumur Resapan

Anggaran sebesar 30 miliar rupiah dialokasikan khusus untuk menangani banjir.


Waduk di Halim Dapat Mengendalikan Jutaan Meter Kubik Air Sunter  

22 Oktober 2010

Kali sunter. TEMPO/Tri Handiyatno
Waduk di Halim Dapat Mengendalikan Jutaan Meter Kubik Air Sunter  

Sehingga luapan air yang biasanya limpas bisa diatasi