”Hewan-hewan liar dan tak jelas asal-usulnya ini dibawa ke Ragunan untuk ”dieliminasi”,” kata Hary Indiyanto, selaku Kepala Seksi pengawasan dan pengendalian Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Jakarta Pusat siang ini.
Hary menjelaskan, petugas menangkap cuma berbekal jaring dan penjerat. Minimnya peralatan menangkap ini melukai bagian tangan kiri seorang petugas, Sutisna. Sutisna digigit saat mencoba menjaring.
Razia hewan rentan rabies akan diaktifkan kembali setidaknya sepekan sekali. Warga yang resah karena keberadaan anjing liar di wilayahnya, bisa melapor ke Penilik Peternakan di kecamatan.
Populasi anjing liar di Jakarta Pusat cukup banyak. Hewan ini hidup dan berkembang biak secara liar di semak-semak dan di gorong-gorong yang kering. ”Biasanya anjing liar ini lebih agresif dari anjing peliharaan. Jika terusik dia akan menyerang warga dan biasanya belum disuntik vaksin anti rabies,” Hary memberi tahu.
Hary menghimbau agar warga yang memelihara anjing disuntik vaksin anti rabies disertai surat keterangan sehat. Sejak Januari hingga September 2010, jumlah anjing yang terjaring di Jakarta Pusat mencapai 40 ekor lebih.
HERU TRIYONO