TEMPO Interaktif, Jakarta - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta menetapkan status siaga I demi meredam jumlah kebakaran yang tinggi selama musim kemarau ini. "Ada 64 kasus kebakaran dalam 13 hari di bulan September ini," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta Paimin Napitupulu, Selasa 13 September 2011.
Paimin menilai jumlah kasus kebakaran pada bulan ini berpotensi menyamai bulan sebelumnya. "Padahal, bulan September baru 13 hari." Atas dasar itu, pihaknya menetapkan siaga I bagi personel dan semua unit kendaraan operasional.
Sekitar 3.200 petugas disiagakan selama 24 jam, berikut 200 kendaraan operasionalnya. Semua unit kendaraan pemadam telah terisi air sehingga bisa langsung ke tempat kejadian bila mendapat informasi kebakaran.
Dinas juga mengaktifkan kembali Barisan Sukarela Kebakaran (Balakar) di tingkat kelurahan. Di setiap kelurahan setidaknya ada 20-30 orang yang sudah mengikuti pembinaan siaga kebakaran. Sosialisasi Balakar sudah sampai ke tingkat rukun warga (RW). Anggotanya penduduk setempat, termasuk ibu rumah tangga.
Pembinaan ini, menurut Paimin, bersifat antisipatif, mulai sosialisasi bahaya kabel listrik tua hingga menyiapkan karung basah untuk meredam sebaran api. "Tradisional namun efektif. Ibu-ibu biasanya simulasi dengan kompor."
Paimin meminta warga menghindari pencetus kebakaran. Misalnya melakukan sambungan listrik secara ilegal. Dinas mencatat ada 27 kasus kebakaran pada September ini akibat hubungan pendek arus listrik. Sedangkan pada Juli dan Agustus 2011, ada 129 kasus kebakaran yang disebabkan oleh faktor yang sama.
Angka kebakaran yang tinggi belakangan ini diprediksi karena titik api mudah menyebar pada musim kemarau. Angin yang kencang juga menyulitkan petugas untuk memadamkan api. Belum lagi 13 sungai berikut anak sungainya kering. "Kami sering kesulitan mencari sumber air."
Menurut Paimin, tidak ada perbedaan signifikan antara angka kebakaran pada musim hujan dan kemarau. Bedanya, kata dia, cuma cara penanganan dan strategi memadamkan api. "Frekuensinya sama. Satu hari kadang bisa lima kasus kebakaran."
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan musim kemarau di Jakarta dan sekitarnya akan berlangsung hingga akhir September dan pertengahan Oktober 2011. "Itu pun hujan sporadis," kata Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG Edvin Aldrian, Selasa lalu. Hujan akan turun, lalu berhenti lagi kira-kira selama dua pekan.
Musim hujan, kata Edvin, akan datang pada Desember nanti. Saat ini terjadi kekeringan hampir di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sedangkan warga Bekasi, Tangerang, dan Bogor mengalami krisis air.
l HERU TRIYONO | DEWI SUCI | ENDRI KURNIAWATI