TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski SMA 6 Jakarta sudah mencabut laporan atas tawuran yang terjadi antara siswanya dan sekelompok wartawan sejak dua hari lalu, penyidikan atas kasus itu akan tetap berjalan. Hal itu dikatakan Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugianto, Jumat, 30 September 2011.
"Penyidikan terus berlanjut meski sudah dicabut. Tapi pencabutan laporan oleh SMA 6 itu akan jadi pertimbangan kami dalam memutuskan kasus nantinya," kata Imam seusai salat Jumat di Mapolres Jakarta Selatan.
Imam menambahkan, SMA 6 mencabut laporan itu karena mereka dan wartawan telah berdamai lewat mediasi Dewan Pers beberapa waktu lalu. Dalam kesepakatan di Gedung Dewan Pers di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kedua pihak bersepakat menghentikan pertikaian lewat jalur hukum.
Namun, berbeda dengan SMA 6 yang sudah mencabut laporannya, kata Imam, wartawan yang juga melaporkan kasus itu ke polisi sampai saat ini belum mencabut laporannya. "Tapi kami sudah berkoordinasi dengan Dewan Pers untuk membantu kemungkinan pencabutan laporan wartawan itu," ujar Imam melanjutkan.
Mengenai perkembangan kasus perampasan kaset Oktaviardi, wartawan Trans 7, yang dilakukan sekelompok siswa yang diduga murid SMA 6 Jakarta, Imam mengaku belum menemukan titik terang. Mandeknya pengusutan kasus itu, kata Imam, karena minimnya keterangan yang bisa dikumpulkan.
"Saksi tidak ada. Korban juga tidak mengenali para pelaku. Pengembangan mungkin nanti lewat jaringan saja, obrol-obrol yang beredar di kalangan siswa," kata Imam.
Aktivis anak Seto Mulyadi menilai siswa yang terbukti merampas kaset bisa dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, kata Seto, siswa itu tetap mendapat perlakuan berbeda dibanding pelaku tindak pidana lainnya karena masih di bawah umur.
"Proses sesuai dengan hukum tetap bisa dilakukan. Namun mereka (siswa) dapat perlakuan berbeda karena masih di bawah umur," ujar Seto.
Sebelumnya sekelompok siswa yang diduga murid SMA 6 Jakarta merampas kaset video seorang kamerawan Trans 7 saat meliput tawuran di kawasan Mahakam, Jakarta Selatan, pada Jumat malam, 16 September 2011. Kejadian itulah yang kemudian memicu aksi solidaritas sekumpulan wartawan di SMA 6 Jakarta pada Senin, 19 September. Aksi solidaritas yang awalnya berjalan aman dan tertib berubah menjadi aksi anarkis antarkedua pihak tanpa jelas siapa yang memulai.
Beberapa siswa dan wartawan terluka dalam tawuran itu kemudian berujung pada saling lapor di Polres Jakarta Selatan.
ARIE FIRDAUS