TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya meminta setiap loket di Gelora Bung Karno dipasangi kamera pengawas. Sebab, hal ini akan memudahkan pengawasan kepada calon penonton.
"Kalau ada kamera pengawas, jika ada pembakaran loket seperti kemarin, pembuktian akan lebih mudah. Rekaman itu bisa kami jadikan bukti untuk menangkap pelaku," kata Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Agung Budi, Kamis, 24 November 2011 malam.
Dalam perhelatan SEA Games XXVI lalu, sehari menjelang final sepak bola Indonesia-Malaysia, loket empat yang berada di lingkungan Stadion Utama Gelora Bung Karno dibakar calon penonton akibat kehabisan tiket. Jauh sebelumnya, saat perhelatan Piala AFF di tahun 2010, loket juga pernah dibakar calon penonton yang marah akibat kehabisan tiket.
Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, mengatakan ada beberapa solusi mencegah kemarahan calon penonton tersebut. Di antaranya dengan menginformasikan kuota tiket yang dijual kepada penonton. "Jadi, penonton tahu kalau tiket yang mereka cari sudah habis," kata Baharudin Djafar di Mapolda Metro Jaya.
Menanggapi permintaan Polda Metro Jaya itu, pengelola GBK mengatakan akan mempertimbangkannya. Pengelola Gelora Bung Karno, Tubadi, mengatakan pengelola GBK juga berencana akan menambah loket baru di beberapa titik. Namun Tubadi belum memastikan lokasi loket-loket baru tersebut.
"Hasil evaluasi dengan polisi, kami juga berencana akan menambah loket agar calon penonton tidak kesulitan mendapatkan tiket. Kami akan bangun baru di lokasi strategis, nyaman, dan aman bagi calon penonton," ujar Tubadi.
Saat ini, GBK memiliki lima loket penjualan tiket. Lima loket itu, lanjut Tubadi, rencananya akan direnovasi untuk memberikan kenyamanan terhadap pembeli.
Polda Metro Jaya, Indonesia SEA Games Olympic Committee (INASOC), dan pengelola Gelora Bung Karno pada Kamis, 24 November 2011, mengadakan evaluasi pelaksanaan SEA Games. Dalam evaluasi itu, hadir pengelola GBK, Tubadi; Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Agung Budi; Sekretaris Jenderal PSSI, Tri Goestoro; dan Sekretaris INASOC, Rationo. Mereka juga membahas penyebab kematian dua pendukung timnas Indonesia yang tewas saat berdesakan menonton final cabang olahraga sepak bola SEA Games pada Senin lalu.
ARIE FIRDAUS