TEMPO Interaktif, Jakarta - Universitas Bung Karno berencana memberikan gelar sarjana kehormatan kepada Sondang Hutagalung, 22 tahun. Gelar tersebut diberikan sebagai apresiasi aksi perjuangan Sondang hingga memilih bakar diri di depan Istana pada Rabu, 7 Desember 2011 lalu.
"Ada masukan dari tokoh-tokoh masyarakat dan organisasi untuk memberi gelar 'sarjana kehormatan'," kata Daniel Panda, Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, saat ditemui di Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Ahad 11 Desember 2011.
Pemberian gelar juga merupakan wujud dukungan dan terima kasih atas perjuangan aktivis sosial ini. Meskipin, Daniel melanjutkan, pihak kampus berharap tak ada aksi serupa lagi. "Sebagai akademikus saya berharap tidak terjadi lagi aksi ini karena kan ada pilihan (aksi) lain. Terlalu mahal pengorbanan," kata dia.
Pihak kampus, kata Daniel, tidak bisa melarang aksi mahasiswa yang merupakan bentuk ekspresi masing-masing mahasiswa. "Tapi dari awal kami beri bekal, mengimbau agar tidak mengorbankan hal semacam itu (nyawa)," kata dia.
Menurut rencana jenazah Sondang nanti akan dimakamkan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Setelah tadi pagi sudah mendapat kebaktian dipimpin Pendeta Edison Laoli. Sondang meninggal dunia kemarin, Sabtu, pukul 17.45. Dia sempat kritis karena luka bakar yang mencapai 98 persen. Sondang bertahan selama empat hari dengan perawatan intensif dan bantuan alat napas
Hingga saat ini belum jelas motif aksi bakar diri bungsu empat bersaudara pasangan Pirto Hutagalung dan Saurdame Sipahutar ini. Walau di humaspoldametrojaya.blogspot.com sempat menyebutkan adanya surat wasiat, hingga saat ini pihak keluarga belum mendapat informasi pesan terakhir Sondang tersebut.
ARYANI KRISTANTI