TEMPO.CO , Jakarta:Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Toni Harmanto mengatakan polisi tengah memeriksa 12 orang dalam kaitan dengan keributan yang berakibat tewasnya pimpinan FBR itu. Dalam kericuhan sengit di Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Rabu dinihari lalu, itu pelaku utamanya belum tertangkap."Motif penyerangan baru dapat diketahui setelah pelakunya ditangkap," ujar Toni.
Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, menduga pertikaian antara anggota FBR dan PP itu terjadi karena adanya rivalitas. Polisi berencana mempertemukan dua kelompok ini untuk berdialog. "Dalam waktu dekat, kami mengundang mereka," kata Rikwanto. Dia yakin pertemuan itu bisa menjadi solusi.
Saling serang melibatkan puluhan orang. Kelompok FBR datang dari pos di Jalan Ruko Sabar Garuda Asri, Pondok Aren, termasuk di dalamnya Muhidin, Ketua FBR Gardu 287 Pondok Betung. Tak berapa lama kemudian, datang kelompok lain langsung menyerang, yang mengakibatkan Muhidin tewas.
Setelah kejadian, situasi makin panas. Massa yang diduga anak buah Muhidin marah dan mendatangi rumah Karnadi, Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang sekaligus Wakil Ketua I Pemuda Pancasila Tangerang. Tampa kompromi, massa tersebut menyerang rumah itu dan membakar dua mobil serta satu motor. Karnadi dan keluarganya lolos dari amuk massa.
Karnadi tidak bersedia menyebut kelompok yang menyerang rumahnya adalah FBR pimpinan Muhidin. ”Semua kami serahkan kepada polisi,” katanya. Sedangkan Koordinator FBR Wilayah Tangerang Raya, Solihin, membenarkan anak buahnya terlibat penyerangan rumah Karnadi. Aksi ini dilakukan sebagai reaksi atas tewasnya Muhidin. ”Itu terjadi secara spontanitas. Meski tidak dibenarkan, itu sikap emosional,” ujar Solihin.
AFRILIA SURYANIS | ANANDA PUTRI | ADITYA BUDIMAN | JONIANSYAH | AYU CIPTA
Berita Terkait
Buntut Serangan ke FBR, Polda Kumpulkan Ormas
Untung Rp 50 Juta, Bandar Judi Bola Dibekuk
Polisi Periksa 12 Saksi Penyerangan Posko FBR
Polisi Bantah Ada Arak-arakan Massa FBR