TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Rusun Wilayah I, Kusnindar, mengaku kesal melihat banyak organisasi masyarakat (ormas) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berafiliasi dengan partai politik tertentu menjadi broker atau calo penyewaan unit Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara.
“Kita abaikan tidak bisa. Kalau ditampung semua jadi masalah di belakang hari. Cukup mengganggu,” ujarnya, Rabu, 24 Oktober 2012.
Dalam penyeleksian calon penghuni rusun, lembaganya selalu memprioritaskan keluarga kurang mampu di wilayah Jakarta. Mereka biasanya datang sendiri untuk pengajuan atau melalui rekomendasi pemerintah kota (pemkot). Namun, tidak sedikit yang menggunakan jasa diplomasi LSM dan ormas. "Biasanya mereka minta jatah dan sengaja menekan pengelola rusun,” ujarnya. “Ada juga ormas yang berafiliasi dengan partai tertentu,”.
Dalam prakteknya, mereka kerap membawa bundel daftar warga tidak mampu dalam jumlah yang banyak untuk meminta jatah hunian unit rusun. Namun, dari jumlah itu tidak semuanya disanggupi. “Saya kadang khawatir sebab takut disewakan kembali kepada orang lain,”.
Hingga akhir tahun ini, sedikitnya 500 kepala keluarga kurang mampu antre ikut seleksi menjadi penghuni Rusunawa Marunda. Mereka datang secara perorangan melalui organisasi kemasyarakatan hingga kelompok masyarakat kurang mampu kolong tol yang berada di berbagai daerah di wilayah Jakarta. “Yang kita utamakan jelas yang berdasarkan hasil seleksi,”.
Hingga kini dari sekitar 2600 unit atau 26 blok yang telah dibangun di kawasan Marunda, baru sekitar 700 unit yang dihuni. Itu pun dengan catatan sekitar 410 di antaranya menunggak bayar sewa denga kerugian mencapai Rp 3,2 miliar sejak pertama dihuni 2008 lalu.
Di lain pihak, dua blok milik pemerintah pusat yang berada di kluster A dan C hingga kini masih kosong. Sejak rampung lima tahun lalu, belum ada serah terima pengelolaan kedua blok itu kepada Pemerintah Jakarta. Akibatnya, banyak fasilitas pendukung unit ruangan raib kena maling.
JAYADI SUPRIADIN
Berita lain:
Video Sidak Jokowi Diunggah ke Youtube
Jokowi Bangun Stadion Persija Rp 1,5 Triliun
Betulkah Jokowi Usir Bos MRT?
Ini, 10 Miliarder Indonesia 2012 Versi Forbes
Tiga Jurus Jokowi Atasi Banjir Kampung Pulo