TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengusulkan adanya perombakan sistem persinyalan kereta listrik (KRL). "Ada banyak blok dan itu berbeda-beda," kata Dahlan di Jakarta, Senin, 26 November 2012.
Menurut Dahlan, karena ada perbedaan mekanisme persinyalan ini, pelayanan KRL menjadi tidak maksimal. Sehingga, menurut dia, sistem itu perlu diganti atau diseragamkan dengan teknologi yang maju. "Ada beberapa negara yang sistem persinyalannya bisa dijadikan rujukan," kata Dahlan.
Menurut mantan Direktur PLN ini, setidaknya dibutuhkan dana hingga Rp 3 triliun untuk membenahi sistem persinyalan KRL agar lebih bagus. Jika sudah dibenahi, kata dia, maka pelayanan KRL diperkirakan bisa lebih maksimal.
Sayangnya, Dahlan belum bisa menjelaskan teknis pergantiannya. "Masih dalam pembahasan," ujar dia. "Tetapi semoga bisa segera dibenahi."
Kepala Bagian Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Arief Heryanto, dalam perbincangannya dengan Tempo beberapa waktu lalu mengatakan sistem persinyalan idealnya terintegrasi dengan pusat kontrol. "Jadi, kereta melaju semiotomatis seperti di Prancis," katanya.
Di dalam sistem tersebut sudah ditanam peta rute kereta dan disetel kapan harus menaikkan kecepatan atau menurunkan kecepatan. Selain itu, pergerakan antar-rangkaian juga dapat dimonitor.
SYAILENDRA
Berita terpopuler lainnya:
Ahok Masuk TV Al-Jazeera
Faisal Basri: Ical Jadi Cawapres, Indonesia Kiamat
"Mahfud Tak Perlu Malu Menjadi Calon Presiden"
Sisi Gelap Hakim Yamanie
Hotma: Bambang Widjojanto Jangan Banyak Komentar