TEMPO.CO , Jakarta:AWakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menilai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bertele-tele memutuskan kenaikan tarif. Padahal, menurut Basuki, para sopir angkutan sudah menjerit.
"Mereka yang belum naik, angkutan kecil-kecil itu, rugi Rp 80.000 per hari," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta. Basuki menilai situasi di lapangan sudah begitu pelik, alasannya rentang waktu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dengan penentuan tarif terpaut jauh.
Basuki mengatakan keinginan Dewan yang meminta jaminan seperti keamanan dan kenyamanan pelanggan hanya main-main saja. "Kalau seperti ini tidak akan pernah selesai, sekarang tinggal DPRD," ujarnya.
Anggota Komisi B bidang Perhubungan, Taufik Azhar, mendesak pimpinan untuk segera mengesahkan tarif angkutan. Menurut dia, jika terlalu banyak pertimbangan, masyarakat akan semakin rugi, baik sopir maupun penumpang.
"Khawatirnya malah di politisir juga isu ini," ujar politisi Golkar ini. Dia mengatakan Senin nanti akan rapat pimpinan. Bola keputusan ada di tangan pimpinan karena dari Komisi sudah sepakat naik.
Hitung-hitungan pemerintah yang diserahkan ke DPRD tarif bus kecil akan naik dari Rp 2.500 menjadi Rp 3.000. Bus sedang naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000. Bus besar reguler naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000.
SYAILENDRA
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta