Setelah berolahraga dan sarapan, para residen bergeser untuk kerja bakti membersihkan asramanya yang berlantai tiga itu. "Karena di sini tidak ada OB, jadi mereka sendiri yang membersihkannya," ujar Eri Wibisono, pendamping residen yang juga mantan pecandu narkoba.
Jam kemudian menunjukkan pukul 12.00, tanda makan sudah tersaji di ruang makan masing-masing lantai. Setelah makan siang, para residen melakukan ibadah menurut agama masing-masing dan beristirahat sebentar sebelum mengikuti seminar. "Seminar ini diberikan oleh psikolog, dokter, dan ahli gizi, yang setiap minggunya berbeda-beda," kata Eri.
Saat Tempo berjalan menaiki tangga ke lantai dua dan tiga gedung asrama yang menjadi rumah atau tempat tinggal pecandu, banyak tulisan di atas kanvas bernada motivasi untuk pulih dan bangkit dari narkoba.
Eri, yang pernah menjadi pecandu dari 1994 hingga 2002, mampu meninggalkan narkoba dan hidup sehat. Pengalaman ini ia tularkan kepada residen yang direhabilitasi itu. "Ya, saya saja bisa, mereka juga pasti bisa. Yang terpenting tidak emosional menghadapi mereka, butuh kesabaran," ujar Eri.
AFRILIA SURYANIS
Terhangat:
Edsus Lekra | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah
Baca juga:
Jusuf Kalla Dukung Lurah Susan
Soal Lurah Susan, Sikap DPRD DKI Terbelah
Buya Syafi'i Ma'arif: Beri Kesempatan Lurah Susan
Pengamat: Lurah Susan, 'Stay Cool' Saja