TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, berencana merelokasi 10 persen dari 1.200 warga yang bermukim di Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih. Relokasi diprioritaskan terhadap warga yang rumahnya berada di bibir Kali Bekasi. "Mau disusun peta bidang untuk dikirim ke Gubernur Jawa Barat," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Rabu, 27 Agustus 2013.
Menurut Rahmat, relokasi warga merupakan program jangka panjang. Sebab, sebanyak tiga rukun warga di perumahan tersebut hampir setiap tahun kebanjiran akibat meluapnya Kali Bekasi. "Ada beberapa rumah yang akan terkena peta berdampak.”
Perumahan Pondok Gede Permai yang menjadi daerah langganan banjir kini ditempati sekitar 1.200 kepala keluarga yang terdiri atas warga RW 7, RW 8, dan RW 9. Wilayah paling parah adalah RW 8 karena letaknya berada di bibir sungai dan cekungan kali. Sekitar 40 rumah di RW 8 bakal terkena proyek relokasi. Apabila ada warga yang menolak, pemerintah memilih langkah konsinyasi.
Dewi, 30 tahun, warga RT 2 RW 8, menyatakan kesediaannya untuk direlokasi dari tempat tinggalnya. Namun, sampai saat ini, kata dia, belum ada pembahasan dengan pemerintah ihwal rencana relokasi tersebut ataupun ganti rugi tanah dan bangunan. "Mau diganti, tapi sampai sekarang belum ada," kata Dewi.
Menurut Dewi, tempat tinggalnya persis berada di bibir kali sehingga menjadi langganan banjir setiap tahun. Pemerintah pernah menjanjikan memberi uang sebesar Rp 5 juta untuk biaya mengontrak rumah. "Itu baru gosip, sepeser pun belum ada," katanya.
Menurut Rahmat, ada areal di bibir Kali Bekasi yang saat ini tergerus arus karena derasnya arus kali ketika terjadi hujan di kawasan Bogor. Selain itu, pendangkalan yang terjadi di Kali Bekasi menjadi penyebab seringnya banjir. "Rutinitas banjir selalu dari Bogor ke Bekasi," katanya.
Saat ini, menurut Rahmat, perbaikan tanggul dengan mengunakan bronjong dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan. Lokasinya di titik tanggul yang jebol dan diharapkan pertengahan Desember selesai. “Dana dari pusat Rp 30 miliar untuk perbaikan tanggul sepanjang Kali Bekasi. Ada di tujuh titik DAS (Daerah Aliran Sungai)," kata Rahmat.
Adapun untuk penanganan banjir, pemerintah Bekasi menganggarkan dana sebesar Rp 3 miliar untuk memenuhi kebutuhan saat musibah datang. Dana itu guna keperluan logistik, tenda, dan perlengkapan lainnya. "Pada saat air datang, semua sudah siap," kata Rahmat.
ADI WARSONO