TEMPO.CO, Jakarta - Pintu Air Ciliwung di Manggarai, Jakarta Selatan, yang mengarahkan air ke kawasan Kota dan Istana telah dibuka sejak pukul 23, Jumat 17 Januari 2014. Pintu air sempat dibuka selebar 60 sentimeter sebelum diturunkan lagi sehingga bukaan selebar 20 sentimeter per Sabtu pagi, 18 Januari 2014.
“Begitu daerah-daerah di sana banyak tergenang dan bahkan Waduk Pluit kolaps, pintu air kami turunkan bukaannya jadi sekarang hanya 20 sentimeter,” kata Pardjono, penanggung jawab Pintu Air Manggarai, ketika dihubungi, Sabtu 18 Januari 2014.
Pardjono mengungkapkan, instruksi telah diterimanya untuk membuka pintu air yang biasanya tertutup rapat itu sejak Jumat malam. Pintu Air dibuka untuk mencegah tanggul Kanal Banjir Barat jebol—seperti yang pernah terjadi pada awal 2013 lalu--karena tekanan debit Ciliwung yang melonjak.
Saat ini, Pardjono menambahkan, debit Ciliwung yang mengarah ke Kanal Banjir Barat sebesar 600 m3 per detik. Sedang bukaan sebesar 20 sentimeter ke arah Kota dan Istana mengurangi beban di kanal itu sebesar 1,5 m3 per detik (1.500 liter per detik).
Pintu Air Manggarai saat ini masih bertahan di Siaga I. Tinggi muka air di sana mencapai 950 sentimeter. “Masih fluktuatif. Ini baru saja naik dari 940 sentimeter dua jam lalu,” kata Pardjono sambil menambahkan buka tutup pintu air ke arah Kota dan Istana akan terus menyesuaikan tinggi muka air itu.
Sebelumnya, instruksi agar membuka pintu-pintu air dikeluarkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama pada Jumat 17 Januari 2014. Dia menyatakan itu sebagai pengelolaan air dan menganggap pengerukan yang sudah dilakukan akan percuma dalam menanggulangi banjir apabila manajemen air di Ibu Kota tidak baik. "Saya heran, kenapa harus tunggu ada genangan dulu baru membuka pintu air atau mengaktifkan pompa?" katanya.
WURAGIL