TEMPO.CO, Bogor - Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta, Helmi Dwi Apriyanto, 19 tahun, tewas saat melakukan pendakian di Gunung Salak bersama sembilan rekannya, Selasa, 21 Januari 2014. Mahasiswa semester IV ini meregang nyawa di puncak gunung. Sebelum mengembuskan nafas terakhirnya, korban sempat menderita sakit. Diduga ia tidak kuat menahan udara dingin.
Menurut teman dekat korban, Imam Khamain, pendakian dilakukan sejak 15 Januari 2014. Helmi jatuh sakit saat berada di puncak Salak. Kondisi fisik warga Jalan Lio RT 05 RW 12 Blok C1, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Bojonggede, Bogor, itu terus memburuk karena cuaca ekstrem yang membuat udara sangat dingin.
"Helmi sempat koma saat masih di puncak gunung pada Selasa sore. Dia terlambat dibawa ke rumah sakit karena saat itu cuaca sedang ekstrem. Almarhum meninggal di tengah hutan pangrango," Imam menjelaskan kepada wartawan, Rabu, 22 Januari 2014
Tetangga korban, Toto Sugiwanto, 47 tahun, menceritakan jenazah Helmi dibawa turun gunung oleh rekan-rekannya pada Selasa sore. Mereka sampai di kaki Gunung Salak menjelang malam. Para mahasiswa pencinta alam ini mendapat pertolongan warga setempat yang langsung membawa korban ke Rumah Sakit PMI Bogor.
Pihak keluarga mendapat kabar bahwa Helmi sudah meninggal dunia dalam pendakian di Gunung Salak. Tetangga dan orang tua korban lantas datang ke rumah sakit. "Waktu kami ambil ke PMI, jenazah dibungkus sarung. Ditubuhnya banyak lumpur dan rumput," Toto menceritakan. "Almarhum sudah dikebumikan tadi pagi."
Adapun sembilan rekan Helmi masih mendapat perawatan serius di Rumah Sakit PMI Bogor.
ARIHTA U. SURBAKTI
Berita Terpopuler:
Media Asing Soroti Ani Yudhoyono di Instagram
Angkat Telunjuk, Hary Tanoe Tantang Tutut
Hanya Orang Gila Menuntut Jokowi Hilangkan Banjir
Mengapa Ahok Keras Menjaga Waduk Pluit?
Jokowi Kesal Pengungsi Mengemis di Jalanan