TEMPO.CO , Jakarta:Taman Margasatwa Ragunan (TMR) mengelola sendiri sertifikasi bagi tenaga perawat satwa yang akan bertugas memberi makan dan memonitor kondisi seluruh satwa setiap harinya. "Tenaga perawat sendiri minimal harus Diploma III Kesehatan Hewan," kata Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan saat ditemui di kantornya pada Senin, 3 Februari 2014.
Pada Senin kemarin Ragunan ditutup dari kunjungan umum agar satwa koleksi dapat beristirahat dan tidak stress. Pada hari itu, perawatan yang dilakukan antara lain adalah pemberian pakan dan pembenahan kandang.
Khusus bagi tenaga perawat, Bambang mengatakan, sertifikasi diperoleh melalui training pengenalan hewan sejak tahap karantina. "Setelah training beberapa tahun, baru bisa mendapat sertifikat yang diberikan Ragunan untuk bisa memberi pakan dan memonitor satwa di kandang langsung," kata Bambang.
Ada pun risiko yang akan dihadapi perawat satwa adalah agresivitas satwa yang seringkali sulit diprediksi. "Setidaknya perawat harus mengerti bahwa satwa tidak bisa didekati saat musim kawin," kata Bambang. Pada musim kawin tersebut, satwa mengalami tingkat agresivitas tertingginya sehingga serangan kepada perawat seringkali terjadi di luar dugaan.
Bambang mengatakan, peningkatan kualitas tenaga pengelola TMR sendiri terus diupayakan melalui berbagai pelatihan sesuai lingkup kerja operasionalnya. "Sejauh ini, tenaga pengelola mencukupi dan memadai untuk kebutuhan TMR sendiri," kata Bambang.
Selain tenaga perawat, TMR pun memiliki tenaga kurator yang merupakan ahli dalam satu kelas satwa atau jenis satwa tertentu. "Mereka dibantu oleh keeper serta perawat untuk memantau kondisi hewan koleksi," kata Bambang.
ISMI DAMAYANTI
Berita Lain
Colek Keluarga Jokowi-Ahok, Bumerang Ani Yudhoyono
Jokowi Datangi Kampung Deret, Seorang Ibu Mengeluh
Tim Pemburu Koruptor Kejar Eddy Tansil
SBY Minta Pertimbangan DPR Soal Pecat Azlaini Agus
Eksekutor Feby Lorita Tertangkap di Siantar