TEMPO.CO, Jakarta - Badan Layanan Umum Transjakarta berdiri pertama kali 2004 silam. Saat itu banyak perusahaan bus yang menolak keberadaannya karena alasan persaingan bisnis.
Hingga akhirnya Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, menggandeng para perusahaan bus terlibat langsung menjadi operator. "Mereka ditunjuk langsung," kata Bang Yos--sapaan akrabnya--kepada majalah Tempo saat itu.
Penunjukan langsung ketika itu sempat bermasalah. Kini pada era kepemimpinan Joko Widodo, proyek transportasi massal ini pun tanpa cela. (Baca: Jokowi Akan Cek 'Busway Baru tapi Bekas').
Ini adalah nama-nama operator pertama bus Transjakarta:
1. Konsorsium Jakarta Express Trans, terdiri atas Perum PPD, Ratax, Bianglala, Steady Safe, dan Pahala Kencana sebagai operator koridor I (Blok M-Kota).
2. Konsorsium Transbatavia, terdiri atas Mayasari Bakti, Steady Safe, Perum PPD, dan Metro Mini sebagai operator koridor II (Pulogadung-Harmoni) dan koridor III (Harmoni-Kalideres).
3. Konsorsium Jakarta Trans Metropolitan, terdiri atas Mayasari, Perum PPD, Steady Safe, dan Bianglala sebagai operator koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas) dan koridor VI (Dukuh Atas-Ragunan).
4. Konsorsium Jakarta Mega Trans, terdiri atas Mayasari, Perum PPD, Steady Safe, dan Pahala Kencana sebagai operator koridor V (Ancol-Kampung Melayu) dan koridor VII (Kampung Melayu-Kampung Rambutan).
NINIS CHAIRUNNISA
Terpopuler:
Injak Kepala Orang, Ustad Hariri Menyesal
Status Gunung Kelud Menjadi Awas
Erupsi Gunung Kelud Mereda
Syahrini Bantah 'Tereret Manja' dengan Suami Airin
MUI : Ustad Hariri Belum Siap Jadi Ustad