TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum keluarga korban pelecehan seksual di Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS), Andi Asrun, mengungkapkan kondisi korban mengkhawatirkan. Secara fisik, anak 5 tahun itu masih menjalani pengobatan untuk beberapa luka dalam dan memar. (Baca: Trik Membujuk Korban Pelecehan TK JIS)
Selain itu, secara psikologis, anak masih menjalani healing theraphy. "Anak masih suka muram. Jika melihat lapangan, dia takut karena toilet itu (lokasi pelecehan seksual) terletak di depan lapangan," kata Andi kepada Tempo di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis malam, 17 April 2014. (Baca: Tarik Ulur Jerat Pidana TK JIS di Kasus Pelecehan)
Menurut Andi Asrun, sampai sekarang korban menolak memakai celana karena ketakutan dan ada bayangan akan ada orang yang membuka celananya. Si anak pun masih takut untuk pergi ke toilet sendirian dan tidak mau ditinggal seorang diri. "Maunya ditemani dengan suster atau adiknya," ujarnya. "Dia juga ketakutan dengan orang asing." (Baca: Kuasa Hukum: Kejahatan Seksual di TK JIS Berpola)
Psikolog Rose Mini atau biasa disapa Bunda Romi mengatakan dampak dari kasus pelecehan di sekolah ini adalah orang tua kembali menunggui anaknya di sekolah. "Anak yang sudah punya kemampuan sosialisai cukup bagus jadi menurun karena dihadapkan pada larangan orang tua yang khawatir akan keamanan buah hati mereka," ujarnya. (Baca: Cegah Pelecehan Seksual, Ajarkan Anak 5 Hal Ini)
AISHA
Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | Prabowo
Berita terpopuler:
Kasus Murid TK JIS, Korban Baru Versi Komnas Anak
Ini Alasan Mahasiswa ITB Tolak Jokowi Masuk Kampus
Anas Siapkan Laporan Kampanye Fiktif SBY
Rahasia Madrid Kalahkan Barcelona