TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia mengharamkan umat muslim merayakan Valentine yang jatuh tiap 14 Februari. Ketua MUI Bidang Pemberdayaan Perempuan Keluarga dan Perlindungan Anak Tutty Alawiyah mengatakan peringatan Hari Kasih Sayang itu tak sesuai dengan budaya Indonesia.
"Itu budaya Barat yang tak sesuai dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas umat Islam," katanya saat dihubungi, Kamis, 11 Februari 2015.
Untuk mengungkapkan kasih sayang, kata Tutty, umat Islam tak perlu menunggu Hari Valentine tiba. Menurut dia, perasaan itu bisa ditunjukan kapan saja, terlebih dalam hubungan keluarga. "Jadi kenapa harus menunggu satu tahun sekali," ujarnya.
Tutty menilai perayaan Valentine di Indonesia cenderung mengarah ke hal negatif. Cokelat yang identik dengan hari perayaan kasih sayang ini malah banyak dijual di supermarket dan minimarket dengan selipan kondom. Dia khawatir ini akan mendorong remaja melakukan hubungan seks di luar nikah. "Jangan sampai mereka rusak karena hal ini," katanya.
Tradisi bertukar kado pun, menurut dia, bisa menjerumus ke perilaku negatif. Tutty mengatakan memberikan kado di hari itu biasanya memiliki tujuan tertentu. "Misalnya ciuman, dan hal-hal yang melewati batas lainnya."
NUR ALFIYAH