TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Indra Fadilah Siregar memastikan tewasnya sopir taksi Express Tony Zahar, 53 tahun, bukan karena motif pencurian. Sebab, tidak ada barang milik Tony yang hilang di taksi putih yang dikendarainya.
Indra menjelaskan, pihaknya masih menyelidiki dugaan motif pembunuhan berencana. "Masih penyelidikan. Kita harus tangkap tersangka terlebih dahulu, baru tahu motifnya," katanya ketika dihubungi, Jumat, 20 Februari 2015.
Selain memeriksa barang bukti berupa pisau yang ditemukan di dekat taksi, polisi mengecek darah yang berada di dalam taksi itu. Menurut Indra, pihaknya juga akan menelusuri rute taksi itu sebelum sang sopir tewas serta penumpang terakhirnya.
Sebelumnya, Tony ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher di depan pul bus Sinar Jaya, Jalan Raya Rawa Bambu, RT 13 RW 05, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Februari 2015.
Tony tewas dalam posisi duduk tertelungkup di balik kemudi taksi Express B-1595-ETB dengan nomor badan DC7177.Di taksi itu ditemukan barang milik Tony berupa tas yang berisi dompet berwarna cokelat, kartu tanda penduduk, kartu Siaga Bukopin, buku tabungan Mandiri atas nama Siti Murniati, satu telepon seluler merek Cross, dan dua telepon seluler Nokia.
Ihwal saksi, Indra mengatakan pihaknya baru meminta keterangan dari lima orang. Di antaranya sopir Metro Mini, petugas pul taksi Express, dan orang yang menemukan korban. "Keluarga belum diperiksa," katanya.
Ketika ditanya ihwal dugaan motif asmara dalam pembunuhan ini, Indra mengatakan polisi tak bisa menduga-duga. "Nanti akan kami minta keterangan keluarga dan menjadikannya informasi awal," katanya.
HUSSEIN ABRI YUSUF