TEMPO.CO, Depok - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, memperkirakan pembunuh Akseyna berasal dari lingkungan sekitar UI. Soalnya, menurut dia, Akseyna mempunyai mental map aktivitas yang tidak luas.
Adrianus mengatakan Akseyna adalah mahasiswa yang kesehariannya tidak berada jauh dari UI dan temannya tidak banyak. "Mental map Akseyna hanya kos, kampus, masjid. Orang di sekitar Akseyna pun tidak banyak. Pembunuhnya tidak jauh dari mereka," kata Adrianus saat ditemui di Balai Sidang UI, Rabu, 10 Juni 2015.
Akseyna ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI, 26 Maret lalu. Saat ditemukan, Akseyna masih menggunakan tas punggung yang berisi batu sebagai pemberat. Polisi menyatakan Akseyna tewas dibunuh. (Baca: Polisi Bantah Lamban Ungkap Kasus Kematian Akseyna)
Ia melihat pembunuhan ini sangat menarik untuk ditelusuri. Sebab baik dugaan Akseyna tewas dibunuh maupun bunuh diri tidak lengkap, sehingga polisi kesulitan mengungkap kasus tersebut. "Cukup menarik karena mampu membuat dua arah penyidikan polisi hingga saat ini," ujarnya.
Bila Akseyna dibunuh secara terencana, kata Adrianus, berarti pelaku sangat hebat dalam menentukan arah pembunuhan. Begitu juga sebaliknya, jika pembunuhan tidak direncanakan. "Pelaku hebat sampai membuat dua arah penyelidikan ini," katanya.
Adrianus menjelaskan, dari pengalamannya mengamati tindakan kriminalitas, remaja sekarang cenderung "jorok dalam melakukan kejahatan". Karena itu, polisi mudah sekali melakukan pengungkapan. "Ini berbeda dengan kasus Akseyna. Ini by design atau tidak, polisi masih bingung. Bila by design, pintar sekali pelaku ini," ujarnya.
IMAM HAMDI