TEMPO.CO, Bekasi - Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Kabupaten Bekasi Obon Tabroni mengatakan melemahnya rupiah membuat banyak perusahaan di wilayah tersebut melakukan pemutusan hubungan kerja. "Kami dapat laporan sekitar 400-an buruh dirumahkan," kata Obon, Jumat, 28 Agustus 2015.
Menurut dia, jumlah karyawan yang dirumahkan diperkirakan bisa mencapai ribuan. Sebab, Kabupaten Bekasi merupakan daerah industri terbesar se-Asia Tenggara dengan perusahaan asing maupun lokal. Terdapat belasan kawasan industri yang memperkerjakan ratusan ribu buruh. "Berbagai macam industri ada di Bekasi," kata dia.
Obon mengimbau seluruh elemen buruh di semua sektor perusahaan melaporkan rekannya yang dirumahkan perusahaan. Sehingga, kata dia, hak-hak buruh dapat diperjuangkan bersama-sama. "Kami memaklumi perusahaan yang merumahkan buruh akibat lemahnya rupiah," kata dia.
Namun ia meminta agar perusahaan memenuhi hak-hak buruh yang dirumahkan sesuai peraturan yang ada. Ia menyebut buruh yang dirumahkan tersebut mulai dari yang berstatus kontrak dan tetap. Pihaknya juga meminta jika ekonomi indonesia stabil perusahaan kembali memperkerjakan kembali buruh yang di-PHK tersebut.
Di sisi lain, Obon juga mendesak pemerintah untuk segera memulihkan perekonomian Indonesia, sehingga nilai rupiah kembali menguat. Ia mengatakan dampak dari melemahnya rupiah sangat signifikan bagi nasib buruh. Soalnya mayoritas perusahaan melakukan impor dan ekspor. "Produksi perusahaan tergantung buruh," kata dia.
Obon khawatir pemutusan hubungan kerja meningkatkan jumlah pengangguran karena buruh saat ini masih bergantung pada perusahaan. Menurut dia, tak mudah mendidik buruh menjadi wiraswasta. "Apalagi kemauan buruh tetap ingin bekerja," ia menambahkan.
ADI WARSONO