Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaleidoskop 2015: Akseyna Pergi Membawa Misteri

image-gnews
Polisi mengevakuasi mayat Akseyna Ahad Dori dari Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, 26 Maret 2015. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Polisi mengevakuasi mayat Akseyna Ahad Dori dari Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, 26 Maret 2015. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Akseyna Ahad Dori menemui nahas di bulan ketiga tahun ini, 2015. Tubuhnya ditemukan tewas mengambang pada Kamis 26 Maret 2015 di Danau Kenanga, samping Gedung Rektorat Universita Indonesia, Depok, Jawa Barat, tempatnya menimba ilmu.

Kepergian Akseyna menyimpan misteri hingga kini. Hingga tahun berakhir, polisi masih mencari jawaban misteri kematiannya. Bahkan tim penyelam dari Brimob Polda Metro Jaya dan TNI AL terus menyusuri dasar danau. Mereka mencari alat bukti tewasnya mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori (18) di danau itu.

Polisi mengaku menemukan benda yang diduga milik pembunuh Akseyna. “Benda ini kami temukan setelah melakukan penyelaman berhari-hari,” ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti,  kepada wartawan,  pada Minggu, 6 Desember 2015.


Namun, Krishna belum mau menyebut benda apa yang ditemukan pihaknya di dasar Danau Kenanga UI. Menurutnya, benda itu merupakan petunjuk penting untuk kasus tewasnya mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas  Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UI Angkatan 2013. Sebab benda itu bukan milik Ace, panggilan akrab Akseyna, yang ditemukan tewas mengambang pada Kamis, 26 Maret 2015.

Tim reserse Polda tengah mencari tahu siapa pemilik benda tersebut.  Krisna menjelaskan pihak Kampus UI sepakat membantu polisi mencari tahu siapa pemilik benda itu.  “Kami berkoordinasi dengan pihak kampus untuk mencocokkan benda itu dengan data-data yang dimiliki oleh Fakultas MIPA UI. Kami ingin tahu kenapa alat itu sampai dibuang di dasar danau,” katanya.


Delapan bulan lebih, misteri itu tak terpecahkan. Semua orang akhirnya menengok di hari-hari terakhir mahasiswa yang kost di belakang kampus, kelurahan Kukusan. Ini karena banyak kejanggalan di balik mematiannya. Misalnya, ketika ditemukan, Ace mengenakan pakaian lengkap dan ransel yang berisi batu. Tak ada identitas diri sehingga polisi membawa jasad tak dikenal itu ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati.

Keluarga Ace yang tinggal di Yogyakarta gelisah karena beberapa hari tak ada kabar dari anaknya. Kolonel Sus Mardoto, sang ayah yang menjadi dosen di Akademi Angkatan Udara, menemui dosen dan rekan kuliah anaknya. Dia juga ke tempat kos dan Polres Depok. Akhirnya dia mengenali jasad anaknya di RS Polri.

Awalnya polisi menduga Ace bunuh diri. Hal ini merujuk pada selembar surat, yang disampaikan teman kuliah, tertempel di dinding kamar kost Ace:  'Will not return for please dont search for existence, my apologies for everything eternally.'  "Berdasarkan data dan hasil labfor, tulisan di surat yang ditemukan di kamar kos Akseyna, benar adalah tulisan tangan Akseyna. Ini hasil labfor ya," kata Kapolres Kota Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah  pada 5 Mei 2015.  


Indikasi lain pada merosotnya nilai akademis Ace yang pernah menjadi juara ketiga bidang biologi, Olimpiade Sains Nasional 2012 di Jakarta.  Informasi lain menyebut Ace kecewa karena dirinya tidak dimasukkan dalam tim Olimpiade Sains tingkat nasional. Padahal Akseyna merupakan juara Olimpiade Biologi tingkat regional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Simak: Kaleidoskop 2015

Perwira Urusan Humas Polresta Depok, Inspektur Dua Bagus Suwardi mengatakan Akseyna sempat mengatakan kekecewaannya akan hal itu ke ibunya, sebulan sebelum  ditemukan tewas. "Sebab dia itu kan juara penelitian biologi di tingkat regional, tapi kampus tidak mengikutsertakannya dalam tim lomba di tingkat nasional. Jadi dia kecewa. Kekecewaannya diutarakan korban ke ibunya sebulan lalu," kata Bagus pada 1 April 2015.

Mardoto membantah sinyalemen tersebut. Menurutnya, Ace adalah sosok anak cerdas, tidak mudah putus asa, dan sederhana. Ace, selalu juara di kampus, olimpiade dan dimana-mana. Dia meyakini Akseyna tewas dibunuh. Dia ingin polisi cepat mengungkap misteri kematian Akseyna yang hingga kini belum terpecahkan.


Polda Metro Jaya kemudian mengambil alih penyelidikan kasus kematian Ace. Penyidik makin yakin bahwa Ace dibunuh setelah melihat adanya luka lebam pada tubuh korban akibat hantaman benda tumpul.  Selain itu, ada sobekan di belakang sepatu Ace yang diduga rusak karena pelaku menyeretnya ke Danau Kenanga.

Keyakinan ini bertambah setelah keluar analisis Deborah Dewi,  grafolog dari Amerika Hand Writing Foundation. Deborah Dewi menyatakan ada dua orang yang menulis secarik kertas yang ditemukan teman Ace di kamar korban di Wisma Widya, Kelurahan Kukusan, Beji.  Kesimpulan itu dia peroleh setelah melakukan pembesaran mikroskopik 200 kali pada surat asli.

Menurutnya ada indikator grafis yang menunjukkan bukti bahwa tulisan tangan di "surat wasiat" tersebut dibuat oleh 2 orang. Pada bagian pertama ditulis oleh Akseyna dan di bagian revisi oleh orang lain.  "Tulisan tangan bagian pertama identik dengan tulisan tangan almarhum (asli), sementara ada bagian tulisan tangan dan tanda tangan yang dibuat oleh orang lain. Bagian yang ditulis oleh orang lain adalah bagian yang direvisi berikut penambahannya (not, for eternity, existence) dan tanda tangan," ucapnya.

TIM TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Misteri Kematian Akseyna, Surat Telat Tiba 1 Bulan, dan Kompolnas Minta Maaf

7 Agustus 2022

Akseyna Ahad Dori. Facebook.com
Misteri Kematian Akseyna, Surat Telat Tiba 1 Bulan, dan Kompolnas Minta Maaf

Poengky Indarti mengungkapkan meminta maaf atas surat yang nyasar berkaitan dengan meninggalnya Akseyna.


Tujuh Tahun Kematian Akseyna, Keluarga Protes karena Polisi Ulang Hipotesa Awal

6 Agustus 2022

Polisi mengevakuasi mayat Akseyna Ahad Dori dari Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, 26 Maret 2015. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Tujuh Tahun Kematian Akseyna, Keluarga Protes karena Polisi Ulang Hipotesa Awal

Akseyna Ahad Dori mahasiswa jurusan Biologi FMIPA Universitas Indonesia ditemukan meninggal pada tanggal 26 Maret 2015, di Danau Kenanga, UI.


7 Tahun Misteri Kematian Akseyna Ahad Dori, Simak Deretan Fakta-faktanya

26 Maret 2022

Akseyna Ahad Dori. Facebook.com
7 Tahun Misteri Kematian Akseyna Ahad Dori, Simak Deretan Fakta-faktanya

Kematian Akseyna Ahad Dori masih diselimuti misteri. Sudah tujuh tahun berlalu polisi masih belum menemukan siapa pembunuh mahasiswa UI tersebut


Ini Janji Kapolres Depok yang Baru Soal Akseyna dan Video Porno

8 Desember 2017

Muhammad Farkhan Gunawan, kekasih Hanna Anisa, melaporkan penyebar video berkonten pornografi yang memfitrnah dia dan Hanna ke Polres Kota Depok, Rabu, 1 November 2017. TEMPO/Irsyan
Ini Janji Kapolres Depok yang Baru Soal Akseyna dan Video Porno

Kapolresta Depok yang baru, Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto, berjanji tuntaskan kasus pembunuhan Akseyna dan video porno yang viral.


Dua Tahun Lebih, Ini Hasil Penyelidikan Kematian Akseyna di UI  

9 Juli 2017

Akseyna Ahad Dori. Istimewa
Dua Tahun Lebih, Ini Hasil Penyelidikan Kematian Akseyna di UI  

Kepolisian Depok kembali mengirim tim ke Yogyakarta untuk mencari keterangan tambahan.


Fakti-fakta Ini yang Bikin Mardoto Yakin Akseyna Dibunuh

27 Maret 2017

Ayah Akseyna Ahad Dori, Mardoto, saat berkunjung ke kantor redaksi Tempo. TEMPO/Ridian Eka Saputra
Fakti-fakta Ini yang Bikin Mardoto Yakin Akseyna Dibunuh

Mardoto sempat mengirim pesan singkat secara acak kepada teman-teman Akseyna.


Kematian Akseyna, Mardoto Tetap Yakin Anaknya Dibunuh

26 Maret 2017

Keluarga Akseyna Ahad Dori mengemas seluruh barang milik mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dari kamar indekosnya di Wisma Widya Jalan Kabel Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Sabtu, 25 Maret 2017. TEMPO/Imam Hamdi
Kematian Akseyna, Mardoto Tetap Yakin Anaknya Dibunuh

Keluarga Akseyna Ahad Dori meyakini bahwa pembunuh mahasiswa Universitas Indonesia berada di lingkungan dekatnya.


Nasib Kasus Kematian Akseyna Setelah 4 Kapolres di Depok Berganti  

26 Maret 2017

Akseyna Ahad Dori. Istimewa
Nasib Kasus Kematian Akseyna Setelah 4 Kapolres di Depok Berganti  

Empat Kepala Kepolisian Resor Kota Depok pernah berjanji untuk mengungkap dalang pembunuhan Akseyna.


2 Tahun Berlalu, Mardoto: Polisi Lambat Ungkap Kasus Akseyna

26 Maret 2017

Ayah Akseyna Ahad Dori, Mardoto, saat berkunjung ke kantor redaksi Tempo. TEMPO/Ridian Eka Saputra
2 Tahun Berlalu, Mardoto: Polisi Lambat Ungkap Kasus Akseyna

Dua tahun pasca-kematian Akseyna Ahad Dori di Danau Kenanga UI, orang tua merasa tak lagi mendapat perkembangan terbaru dari polisi.


Keluarga Bawa Barang Peninggalan Akseyna dari Kamar Kos di Depok

25 Maret 2017

Keluarga Akseyna Ahad Dori mengemas seluruh barang milik mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dari kamar indekosnya di Wisma Widya Jalan Kabel Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Sabtu, 25 Maret 2017. TEMPO/Imam Hamdi
Keluarga Bawa Barang Peninggalan Akseyna dari Kamar Kos di Depok

Keluarga terus berikhtiar agar kasus tewasnya Akseyna Ahad Dori, mahasiswa UI terungkap.