TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar warga Jakarta ingin Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok maju sebagai calon independen ketimbang lewat partai dalam Pemilihan Kepala Daerah 2017. Peneliti Centre for Strategic and International Studies, Arya Fernandes, mengatakan rekomendasi itu muncul karena tingkat kepercayaan publik terhadap partai hanya 27 persen.
Minimnya tingkat kepercayaan publik itu, menurut Arya, tak lepas dari banyak praktek lancung yang dilakukan partai saat pilkada tahap pertama tahun lalu. "Warga Jakarta khawatir kecenderungan praktek transaksional, seperti mahar politik, terjadi,” ujarnya di Jakarta, Senin, 24 Januari 2016. “Jadi calon independen lebih disukai.”
Berdasarkan survei CSIS, mayoritas atau 63 persen responden sepakat pada pilihan awal Ahok maju lewat jalur independen. Sebanyak 30 persen tak setuju dengan pilihan itu.
Ahok memang sempat didekati beberapa petinggi partai, tapi ia tetap memilih jalur independen dengan menggalang dukungan lewat relawan Teman Ahok. Hingga hari ini, Teman Ahok telah mengumpulkan 627.854 kartu tanda penduduk dari warga sebagai bentuk dukungan.
Jumlah ini sebenarnya telah memenuhi syarat pendaftaran calon independen, tapi para relawan menargetkan 1 juta KTP terkumpul. Arya memprediksi Ahok tetap mempertahankan pilihannya hingga akhir pendaftaran. "Ia pasti tak mau kena transaksi kotor partai," kata Arya.
Skenario lain, kata Arya, Ahok akan merapat ke partai asalkan ada kesepakatan yang bersih tanpa politik uang. Menurut dia, Ahok tetap unggul di bawah dukungan partai mana pun. "Mungkin pelan-pelan partai-lah yang akan memperbaiki diri. Masyarakat lihat sosoknya," tutur Arya.
Saat ini, ada tiga partai besar yang menguasai pemilih Jakarta. Partai-partai itu adalah PDI Perjuangan, Gerindra, dan Demokrat. Dari sigi CSIS, dari 27 persen pengikut PDI Perjuangan, sebanyak 72 persen tetap mendukung Ahok.
Pemilih Gerindra pun menyatakan hal sama. Dari 14,5 persen, ada 55 persen yang mendukung Ahok. Pemilih Demokrat juga sebagian besar (47 persen) memilih Ahok. "Pemilih yang puas terhadap petahana kecenderungannya memilih yang sama," ucap Arya.
PUTRI ADITYO