TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Kartini Leo Tantino dicopot karena tepergok memanipulasi mesin presensi agar mendapat tunjangan penuh sebesar Rp 30 juta sebulan. Ia memakai pegawai harian yang bertugas memegang kunci kantor untuk mengabsenkannya ke mesin itu.
Maka kehadiran Leo 100 persen, termasuk hari libur. Adalah Saepudin yang melakukannya. Seperti diberitakan Koran Tempo edisi 29 Januari 2016, ia mengaku melakukannya karena takut oleh Leo.
BACA: Lurah Kartini Dicopot karena Memanipulasi Presensi
Wajahnya lesu ketika ditemui wartawan Tempo kemarin. Suaranya lemah. Pria 40 tahun yang sehari-hari menjadi pegawai harian lepas ini tak menyangka terseret manipulasi absensi oleh Lurah Leo.
Leo sudah dicopot dan menjadi staf di kantor Wali Kota Jakarta Pusat pada Jumat, pekan lalu. Sewaktu diminta Leo menempelkan sidik jari, Saepudin tak menyangka kesediaannya pada Maret tahun lalu itu berbuntut panjang. “Saya tahu itu salah, tapi saya tak kuasa menolak,” katanya kemarin.
BACA: Begini Akal-akalan Lurah Kartini Memanipulasi Presensi
Seorang teknisi memasukkan identitas Leo setelah jari Saepudin dicatat di mesin presensi. “Hati-hati dan jangan bilang pada siapa pun,” kata Leo seperti dituturkan Saepudin. Tugas berikutnya adalah ia harus datang ke kantor kelurahan sepagi mungkin, sebelum pegawai lain datang.
Selanjutnya: Cara Saepudin mengakali mesin