TEMPO.CO, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menanggapi santai hasil survei yang menyebut elektabilitasnya turun menjelang pendaftaran pasangan calon Kepala Daerah DKI 2017. "Ya, enggak apa-apalah. (Elektabilitas) turun, ya turun," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jumat, 16 September 2016.
Ahok, yang merupakan calon inkumben, menuturkan elektabilitasnya turun menandakan calon Gubernur Jakarta lainnya memiliki lebih banyak kesempatan seperti dirinya. "Kalau saya turun, berarti penantang saya punya kesempatan jadi gubernur, kan?" ujarnya.
Ahok mengatakan dengan semakin banyak orang yang ingin maju dalam pemilihan gubernur maka warga DKI akan diuntungkan karena semakin punya banyak pilihan. Prinsipnya, kata dia, warga bisa mendapatkan yang terbaik dari yang terbaik.
Simak: Hasil Survei Terbaru, Risma Ungguli Ahok
Sebaliknya, Ahok mengungkapkan, bila suara dukungannya terlalu kuat, malah akan membuat orang lain takut untuk bersaing dengan dia. Orang lain, dia berujar, akan merasa bahwa dirinya tidak bisa dikalahkan. Namun, Ahok menyatakan, orang yang punya keinginan untuk maju sebaiknya juga disertai dengan penyampaian program. "Bukan cuma bisa jadi gubernur asal bukan Ahok. Kasihan orang Jakarta, disampaikan dong programnya apa," tuturnya.
Baca: Cari Lawan Ahok, Ketum PAN: Kalau Risma Mau, Itu Bagus!
Sigi lembaga survei Poltracking Indonesia menunjukkan elektabilitas pasangan Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno menang tipis dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Heru Budi Hartono. Risma-Sandiaga dipilih 38,21 persen responden, sedangkan Ahok-Heru 36,92 persen. Angka tersebut berdasarkan hasil survei pada 6-9 September 2016.
Survei tersebut menggunakan metode wawancara tatap muka dengan jumlah responden 400 penduduk DKI Jakarta. Tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error 4,95 persen.
Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan hasil survei itu belum bisa menegaskan bahwa posisi Risma-Sandiaga lebih unggul dari Ahok-Djarot. "Sebab, margin of error-nya 4 persen. Sedangkan selisih persentase keduanya kurang dari 4," kata Hanta, Kamis, 15 September. "Namun temuan ini menandakan calon inkumben berpeluang dikalahkan pasangan Risma-Sandiaga.
Baca: Jika PDIP Mau Usung Basuki-Djarot, Ahok: Lu Kasih Tiket, Dong
Sebelumnya, Lembaga Penelitian dan Konsultan Manilka pada 21 Agustus 2016 mengumumkan hasil survei yang menunjukkan elektabilitas Ahok turun 5 persen. Itu karena sebanyak 47,7 persen responden menilai Ahok tidak konsisten. Kekecewaan responden terhadap keputusan Ahok maju pilkada lewat jalur partai politik semakin diperkuat dari hasil simulasi pemilihan paket kandidat. Penilaian publik itu yang membuat elektabilitas Ahok menurun meski popularitasnya masih tetap berada di puncak.
Survei Manilka tadi mensimulasikan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat melawan Sandiaga Uno-Tri Rismaharini seimbang dengan persentase 20,9. Sedangkan responden yang menyatakan masih ragu sebesar 45,2 persen. Adapun 13 persen lagi memilih tidak menjawab.
FRISKI RIANA
Populer:
Rekan Gatot Mau Bongkar Aib Elma Theana: Karier Bisa Hancur?
Adik Mario Teguh: Sejak Jadi Motivator, Kakak Saya Jadi Jaim
Bukti Sianidia di Gelas Mirna, Ahli: Hirup Saja Bisa Mati!