TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, langsung melakukan kunjungan ke sejumlah tempat di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Maret 2017.
Di hari pertamanya kembali bertugas menggantikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang cuti kampanye, Sumarsono tiba di Balai Kota sekitar pukul 07.15. Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu tak langsung ke pendopo menemui pengunjung yang mengadu. Namun dia malah mendatangi posko pilkada yang terletak di Ruang Pola Blok G, lantai dua.
"Saya ke posko pilkada mengkonsentrasikan di waktu saya yang singkat ini untuk fokus menjamin kesuksesan pilkada putaran kedua," kata Sumarsono.
Dia mengatakan tak hanya melulu fokus soal pengamanan, tapi juga daftar pemilih tetap yang sempat bermasalah saat pilkada putaran pertama. "Saya ingin memastikan tidak ada seorang pun yang kehilangan hak politik," ujarnya.
Menurut Sumarsono, selama bertugas di Balai Kota, ia akan mengadakan rapat soal pilkada setiap Rabu bersama Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil, perwakilan Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Komisi Pemilihan Umum, serta berbagai unsur terkait.
Baca: 9 Titipan Ahok untuk Plt Gubernur DKI Sumarsono
Dalam rapat itu, ia akan memantau laporan hasil monitoring posko pilkada. Misalnya, dia menyebutkan terkait dengan supporting budget, logistik, pengamanan, juga permasalahan yang dihadapi masing-masing pihak.
Setelah mengunjungi posko pilkada, dia kemudian ke lantai 19 di Blok G. Dia mengunjungi ruangan Biro Pendidikan dan Mental Spiritual DKI Jakarta. Ia mengaku khawatir dengan sejumlah spanduk masjid yang melarang mensalatkan jenazah pendukung penista agama.
Sumarsono berkeinginan masjid itu difungsikan kembali sebagaimana mestinya. Juga mencari solusi bersama Biro Dikmental untuk menghadapi masyarakat yang mendukung pemasangan spanduk tersebut.
Selain itu, dia berkonsultasi mengenai adanya tawuran yang terjadi di Tambak, Manggarai, Jakarta Selatan, pada Senin kemarin. Dalam tawuran itu, dua orang dinyatakan tewas. Melihat hal tersebut, Soni pun menyarankan agar ada pendekatan sosiologis dan solusi fundamental. "Saya mau atasi perkelahian di Manggarai, bagaimana jangka pendek dan panjangnya," ujarnya.
FRISKI RIANA