TEMPO.CO, Jakarta - Djarot Saiful Hidayat telah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Kamis 15 Juni 2017 lalu. Djarot merupakan gubernur ketiga dalam periode lima tahun terakhir 2012-2017. Ia merupakan penerus Joko Widodo yang kini menjadi Presiden RI dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengundurkan diri setelah divonis bersalah dalam kasus penodaan agama.
Djarot hanya punya waktu 4 bulan untuk menuntaskan semua janji yang pernah disampaikan para pendahulunya tersebut. Pada Oktober 2017, Djarot harus menyerahkan tampuk kepemimpinan pada Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan dan pasangannya Sandiaga Uno.
Anies berharap Djarot bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik selama 4 bulan ke depan. "Sekarang kita harapkan Pak Djarot menunaikan dulu tugasnya hingga tuntas, semua PR yang dijanjikan di 2012 supaya selesai sebelum Oktober," kata Anies, Kamis, 15 Juni 2017.
Baca juga: Djarot Dilantik Jadi Gubernur DKI Ketiga dalam 5 Tahun Terakhir
Anies yakin Djarot dapat menyelesaikan tugas-tugas Gubernur DKI periode 2012-2017 yang belum usai. "Insya Allah semua yang menjadi program Pak Jokowi dan Pak Basuki di 2012, akan bisa dituntaskan bulan Oktober dan saya percaya Pak Djarot akan bisa menjalankan tugasnya dengan baik," jelas Anies.
Anies menuturkan, walau Djarot tidak mengikuti Pilkada 2012, namun dia mengemban tugas untuk menyelesaikan janji Pilkada 2012. "Harapannya program program yang dijanjikan bisa tuntas bulan bulan ini," tuturnya.
Djarot mengatakan akan bekerja lebih keras, cepat, dan fokus selama empat bulan. Adapun yang ingin dikejar Djarot adalah tingkat kepuasan warga Jakarta. Menurut Djarot, soal ini ia sudah diwanti-wanti oleh Ahok. “Berkali-kali saya bicara dengan Pak Ahok, tingkat kepuasan harus lebih dari 70 persen di zaman kami,” kata dia kemarin.
Menurut Djarot, tingkat kepuasan bisa dicapai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2017 Perubahan yang disahkan tepat waktu. Tujuannya, agar tak ada program yang belum terlaksana karena anggarannya belum cair. “APBD 2017 Perubahan dan APBD 2018 harus dikejar, prosesnya tinggal selangkah lagi,” ujar Djarot seusai dilantik, Kamis 15 Juni 2017.
Adapun beberapa proyek fisik yang bakal selesai pada Oktober 2017 mendatang menurut Djarot adalah pembangunan beberapa rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Pembangunan ini ditujukan untuk warga Jakarta yang menjadi korban gusuran normalisasi sungai Ciliwung dan beberapa tempat lainnya.
Proyek yang lainnya adalah pembangunan Jak Grosir sebagai pusat perkulakan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Selain itu, Djarot juga akan menuntaskan keinginan Ahok agar semua layanan pemerintah Jakarta berbasis teknologi dan non-tunai.
Baca juga: Begini Cara Djarot Atasi Urbanisasi Saat Arus Balik 2017
Janji yang belum bisa dituntaskan pada periode lima tahun ini adalah pembangunan mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT). Kedua proyek itu akan dilanjutkan pada periode kepemimpinan Anies-Sandi. "Kalau program baik, tolong dilanjutkan. Kalau tak baik ya terserah," kata Djarot.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Edy Junaedi mengatakan tingkat kepuasan masyarakat Maret lalu 94,7 persen. Nilai itu meningkat dibandingkan akhir tahun lalu yang nilainya 82,3 persen.
Edy menjelaskan, tingkat kepuasan masyarakat itu didapat dari survei di tiap kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Di Jakarta, kantor PTSP berada di tiap kelurahan, kecamatan, kantor pemerintah kota, dan di tingkat provinsi.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan tantangan terbesar Djarot adalah menghadapi bawahannya dan menjamin kinerja mereka tak kendor meski sudah tak lagi dipimpin Ahok. Sebab, tantangan manajerial juga pernah dihadapi pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada masa awal pemerintahannya di Jakarta. “Apa lagi sekarang Djarot hanya sendiri,” ujar Agus.
LINDA HAIRANI|CHITRA PARAMAESTI|ADITYA BUDIMAN|WULAN|LARISSA HUDA|JULI