Menurut Soetanto, sebetulnya lelang desain dasar ada pada tanggung jawab Departemen Perhubungan. "Kami tidak mau melakukan intervensi yang seharusnya tidak perlu," ujarnya.
Tender desain dasar MRT awalnya telah disepakati dengan hasil Katahira & Engineering International pada peringkat pertama. Adapun Nippon Koei Co. Ltd dan Pasific Consultant International pada peringkat kedua dan ketiga.
Baca Juga:
Kisruh berawal dari surat konsultan ahli Badan Kerja Sama Internasional Pemerintah Jepang (JICA), Yoshinobu Miura pada 15 Juli 2008. Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Perhubungan, Jusman Syafi'i Djamal. Kepada Menteri, Miura mengungkapkan kekhawatirannya pada Katahira & Engineers International dan rekanannya, Systra International Consultan asal Perancis, untuk mampu menyelesaikan proyek MRT.
Akibat surat Miura itu, departemen perhubungan mengadakan evaluasi kembali. Evaluasi kembali dilakukan oleh tim yang baru di bawah kepemimpinan direktur jenderal perkeretaapian yang baru, Tunjung Indrawan. Pada evaluasi yang baru tersebut, akhirnya menempatkan Nippon Koei Co. Ltd sebagai pemenang. Kisruh ini membuat pengumuman pemenang lelang desain dasar menjadi molor.
Soetanto menambahkan, untuk mengantisipasi agar keterlambatan ini tidak berdampak lebih besar, maka proses tertentu setelah desain dasar bisa dipercepat. "Salah satunya proses rekayasa enggineering, bisa saja dilakukan efisiensi waktu," kata Soetanto.
Baca Juga:
EKA UTAMI APRILIA