TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah Kabupaten Bogor mengaku kesulitan menyediakan tempat relokasi untuk semua korban bencana yang tersebar di 23 dari 42 kecamatan di Kabupaten Bogor. Akibatnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor hanya bisa memberikan bantuan tanggap bencana terhadap warga yang menjadi korban bencana alam.
"Kami terus terang mengalami kesulitan jika untuk merokasi semua warga yang tinggal di lokasi rawan bencana," kata Wakil Bupati Bogor Nurhayanti kepada Tempo, Selasa, 17 Juni 2014. (Baca: Longsor di Bogor, 9 Orang Tewas Tertimbun)
Ia mengatakan, hingga saat ini, pihaknya melalui BPBD masih melakukan upaya sosialisasi dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak menempati rumah yang berada di lokasi bencana. "Saat ini hanya bisa untuk terus melakukan sosialisasi agar tidak menempati lokasi rawan bencana," ujarnya.
Menurut Nurhayati, Pemerintah Kabupaten Bogor tahun ini mengalokasikan dana untuk tanggap darurat sebesar Rp 20 miliar. Namun dana tersebut bisa bertambah jika dibantu Pemerintah Provinisi Jawa Barat dan pusat. "Kalau ada dana lainnya, kita harus mengalokasikannya lagi dalam APBD," tuturnya.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan BPBD Kabupaten Bogor, lokasi tanah longsor yang mengakibatkan sembilan orang tewas di Kampung Neglasari RT 11 RW 4, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cariu, merupakan salah satu daerah rawan bencana.
"Sama dengan Kecamatan Sukamakmur yang juga rawan longsor karena daerahnya merupakan perbukitan," katanya. Agar pascabencana semua keluarga korban dapat hidup layak dan tidak menumpang di rumah saudara atau tetangganya yang lokasinya aman, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak pemerintah desa untuk mencari lokasi hunian sementara (huntara) bagi korban bencana.
"Karena ini prosesnya sangat lama, makanya kita akan membuat huntara bagi korban bencana. Hal yang sama juga dilakukan di Kecamatan Sukamakmur," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Makmur Rozak mengatakan, dalam peristiwa tanah longsor tersebut terdapat lima rumah tertimbun tanah yang dihuni 17 orang. "Sementara hingga saat ini baru enam korban tewas yang sudah ditemukan, sedangkan tiga lainnya masih dalam proses pencarian," tuturnya.
M. SIDIK PERMANA
Terpopuler:
Olga Dikabarkan Mengidap Kanker Stadium 4
Cak Lontong: Saya Tidak Merasa Lucu
KPK Segel Ruangan Menteri PDT Sejak Senin Malam
Kantornya Disegel, Menteri PKB Dibidik KPK