TEMPO.CO, Bekasi - Hari pertama pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) online SLTP dan SLTA di Kota Bekasi kacau. Ratusan orang tua calon siswa ramai mendatangi Dinas Pendidikan Kota Bekasi, karena penggunaan sistem personal identification number (PIN) dan pindah rayon bermasalah.
"Nomor PIN, saya masukin berkali-kali, tapi tidak bisa," kata orang tua calon siswa, Abiono, 45 tahun, Senin, 30 Juni 2014. Lantaran PIN tak dapat dipakai, dia langsung mendatangi Dinas Pendidikan setempat untuk menanyakan persoalan tersebut. (Baca: PPDB Online Bekasi Sempat Terkendala Operator)
Baca Juga:
Selain tak dapat dipakai, ada pula nomor PIN yang rusak. Misalnya, nomor PIN terhapus karena tergosok atau terkena air. Bahkan, ada pula akibat kecerobohan calon siswa yang mengakibatkan kartu PIN tidak bisa digunakan.
"Saya mau minta diganti PIN yang baru," kata orang tua siswa, Rahmat, 39 tahun. Ratusan orang tua siswa masih mengurus anaknya pindah rayon. Padahal, pindah rayon sudah ditutup hingga 25 Juni lalu.
Kuota yang diterima dari pindah rayon hanya 5 persen. "Saya tidak tahu kalau sudah tutup, karena sosialisasinya kurang," kata orang tua siswa lainnya.
Selain itu, banyak pula sejumlah orang tua siswa yang mengaku gagap teknologi. Sehingga, mereka mendatangi sekolah tujuan anaknya untuk mendaftarkan anaknya. "Saya tidak bisa main Internet, minta dibantu sekolah," kata orang tua siswa Icha.
Dia ingin mendaftarkan anaknya, Mohammad Fadli, yang baru lulus dari Sekolah Dasar Negeri Bintara 2 ke SMPN 14.
Kepala Bidang Bina Program Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Agus Enap, mengakui persoalan tersebut. Namun, kata dia, seluruh kendala itu, karena minimnya pengetahuan orang tua calon siswa mengenai petunjuk pelaksana dan teknis ihwal PPDB online.
"Tidak ada PIN yang tidak bisa dipakai, semuanya bisa," kata dia. Kalau pun gagal, kata dia, karena kesalahan pengguna. Sebab, kesalahan memasukkan pasword sebanyak tiga kali saja, otomatis sistem terkunci.
Selain itu, masih adanya pindah rayon untuk sekolah model. Menurut dia, kategori seperti itu harus diverifikasi raport dulu kemudian pindah rayon. "Yang belum pindah rayon, tak ada database-nya," ujar dia.
Agus mencatat jumlah peserta yang meminta PIN baru karena kesalahan sendiri sebanyak 10 orang, sedangkan yang ganti PIN karena hilang, rusak, dan lainnya sebanyak 50 calon peserta.
Adapun yang masih mengurus pindah rayon, lebih dari 100 orang. "Yang meminta PIN baru, langsung kami beri, agar segera digunakan," kata dia.
Ihwal orang tua yang gaptek, dinas meminta kepada orang tua calon siswa datang langsung ke sekolah maupun dinas pendidikan, agar dibantu pendaftarannya. Agus menambahkan, PPDB dibuka hingga 5 Juli mendatang, karena itu, calon peserta diminta segera mendaftar. "Kami siap melayani," kata dia.
ADI WARSONO