TEMPO.CO, Tangerang -- Sejunlah penumpang maskapai Lion Air mengaku tak diberi kompensasi apapun oleh pihak maskapai meski sudah berjam-jam terlantar.
"Boro-boro ada kompensasi, kami mau refund tiket saja mereka bilang uangnya habis," kata Putri, 20 tahun, di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis 19 Februari 2015.
Putri mengantar kedua orangtuanya Siti Fatimah dan Abdullah pulang ke Medan, Sumatera Utara. Sejatinya, Putri dan orangtuanya naik pesawat Lion Air JT 603 Kamis petang ini pukul 16.00. Mereka menunggu di bandara Soekarno-Hatta sejak pukul 11.00.
Namun, hingga waktunya check in tidak kunjung ada pemberitahuan disuruh masuk. Mereka akhirnya memutuskan mencari tahu ke bagian costumer service Lion Air yang ada di terminal I B. "Petugasnya bilang tiket tidak bisa refund, kami harus mengikuti penerbangan keesokan harinya," kata Putri.
Sejak Kamis siang sampai sore ini, ratusan penumpang pesawat Lion Air bergerombol di loket tiket Lion Air. Mereka menahan marah karena tak satupun petugas yang ada di ruangan itu. Yang ada hanya tumpukan nasi kotak yang belum sempat didistribusikan. Menjelang sore, barulah ada petugas di ruangan itu. Mereka hanya melayani untuk perubahan jadwal penerbangan keesokan harinya.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan akan menerbitkan aturan yang mewajibkan semua maskapai penerbangan berjadwal menyiapkan pesawat cadangan untuk operasional mereka.
"Berapa jumlah pesawat cadangan dan bagaimana mekanismenya masih akan dikaji lagi," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi M. Juraid saat dihubungi, Kamis, 19 Februari 2015.
Aturan itu merespon kasus delay berkepanjangan maskapai Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Sekitar 1.200 penumpang Lion kena dampak penundaan penerbangan tersebut.
Direktur Umum Lion Edward Sirait mengklaim Lion sudah mencadangkan sejumlah pesawat mereka untuk menjaga kondisi darurat. Namun meskipun sudah dicadangkan, untuk membawa pesawat cadangan ke bandara keberangkatan membutuhkan waktu dan tak bisa menghindari delay. "Jangankan pesawat cadangan yang berada di beda bandara. Yang berada di satu bandara saja butuh waktu buat masuk ke apron," kata Edward.
JONIANSYAH | KHAIRUL ANAM