TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan hampir 90 persen warga Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, tak keberatan dipindahkan ke Rumah Susun Jatinegara. Ahok menduga warga Kampung Pulo yang berdemo hari ini ialah masyarakat yang menyewakan tempatnya.
"Mereka yang berdemo paling warga yang memiliki lebih dari satu tempat kemudian menyewakannya," tutur Ahok di Balai Kota, Rabu sore, 10 Juni 2015. Ahok menjelaskan demonstrasi tersebut merupakan bentuk kekecewaan warga yang tak mungkin mendapatkan lebih dari satu unit di Rumah Susun Jatinegara.
Ahok menegaskan warga di sana tak akan mendapatkan kompensasi apa pun selain rumah susun. "Dapat kompensasi apa? Mereka, demonstran itu, menduduki tanah negara," ujarnya.
Ahok menuturkan pemerintah tak akan bernegosiasi dengan demonstran. "Pokoknya prinsip kami sudah jelas, begitu rumah susun sudah siap, mereka harus pindah karena kami akan segera membongkarnya," ucap mantan Bupati Belitung Timur ini.
Warga Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, menggelar aksi unjuk rasa. Mereka mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap rencana pemerintah DKI Jakarta menggusur permukimannya di bantaran Kali Ciliwung dengan menutup Jalan Jatinegara Barat, persis di depan Rumah Sakit Hermina.
Akibat aksi itu, lalu lintas mulai dari Terminal Kampung Melayu macet. Sebab, Jalan Jatinegara Barat, yang punya dua ruas jalan, kini tinggal satu ruas saja. Koordinator aksi, Adam Usman, menuntut ganti rugi atas rencana pemerintah yang ingin membuat sodetan Kali Ciliwung yang melewati lahan mereka. "Aksi demo ini menunjukkan ketidakpuasan kami," katanya.
Selain itu, pria 72 tahun ini mengatakan banyak warga yang keberatan jika harus membayar sewa rumah susun sebesar Rp 300 ribu per bulan.
GANGSAR PARIKESIT | RAYMUNDUS RIKANG