TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Pendidikan Kota Tangerang hari ini memeriksa Triyono, Kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Pabuaran Tumpeng, lantaran diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 12 siswanya." Kami baru dapat laporan kemarin adanya kasus ini. Saat ini yang bersangkutan sedang kami periksa," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Achmad Lutfi saat dihubungi, Jumat, 19 Juni 2015.
Menurut Lutfi, pemeriksaan Triyono yang baru delapan bulan menjabat sebagai Kepala Sekolah SDN 3 Pabuaran Tumpeng langsung dilakukan Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Tangerang. Selain itu, kata Lutfi, Triyono juga akan menjalani pemeriksaan dari Badan Kepegawaian dan Inspektorat Daerah." Instansi terkait respon kasus ini," katanya.
Dinas, kata dia, masih mendata dan mencari informasi sebanyak-banyaknya soal kasus yang memalukan dunia pendidikan itu.
Belasan orang tua siswa melaporkan Kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Pabuaran Tumpeng, Kota Tangerang, ke Polres Metro Tangerang karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 12 siswanya."Anak saya dipaksa membuka celananya. Kemaluannya diusap-usap," kata Hasanudin, salah seorang orang tua siswa, Jumat, 19 Juni 2015.
Menurut Hasanudin, ada 12 siswa kelas 3, 4, 5 dan 6 yang menjadi korban perlakuan bejat kepala sekolah. "Tujuh siswi dan lima siswa," katanya. Anak Hasanudin, D, 10 tahun, duduk di kelas 4 SD itu.
Setelah kejadian tersebut, para siswa trauma dan tidak mau sekolah. Para orang tua curiga, hingga akhirnya anak mereka menceritakan kejadian itu.
Pencabulan diduga terjadi sekitar dua bulan lalu. Para siswa dipanggil satu persatu ke ruangan kepala sekolah. Kepala sekolah menuduh anak-anak itu telah berbuat cabul dengan siswa lainnya."Anak-anak dipaksa mengaku. Kalau tidak diancam akan dilaporkan ke polisi," kata Hasanudin.
Karena takut, anak-anak terpaksa mengaku. Dengan berdalih memberi hukuman, Triyono meminta anak-anak itu membuka celana dan menunjukkan kemaluannya.
Triyono belum bisa dimintai konfirmasi terkait kasus ini. Kala Tempo mendatangi sekolah itu, Triyono tidak ada. "Sejak kejadian ini ramai, kepala sekolah tak pernah datang lagi," kata Lina, salah seorang guru.
JONIANSYAH