TEMPO.CO, Jakarta - Hujan mulai mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak awal November ini. Ancaman banjir pun mulai mengancam Ibu Kota. Saat hujan deras beberapa hari lalu di Jakarta, kawasan Jalan H.R. Rasuna Said dan kolong jembatan Dukuh Atas masih terendam.
Janji Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang yakin banjir tak akan lagi menyapa Ibu Kota belum terbukti. Genangan masih terjadi di sana-sini. Kawasan Kampung Pulo di bantaran Sungai Ciliwung yang kini rata dengan tanah pun masih dihinggapi banjir kiriman dari Bogor.
Apa saja sebenarnya kendala Ahok dalam mengantisipasi banjir yang tiap tahun pasti menyapa Jakarta itu? Dalam keterangannya kepada wartawan kemarin, Ahok mengatakan pihaknya masih terhambat beberapa proyek yang belum tuntas.
Proyek normalisasi Sungai Ciliwung yang saat ini masih dalam tahap pembetonan bantaran, menurut dia, belum tuntas benar. Akibatnya, daerah bantaran masih terendam.
Yang kedua, proyek sodetan Kali Ciliwung yang juga belum rampung. Proyek yang dikerjakan sejak 19 Desember 2013 ini menemui kendala pembebasan lahan yang masih alot. Ahok mengakui proyek sepanjang 1,2 kilometer yang akan mengalirkan air Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur itu belum bisa digunakan untuk mengantisipasi banjir Ibu Kota.
"Pembangunannya masih jalan terus, selesainya 2017. Jadi belum bisa menolong debit air," ujarnya saat ditemui di Balai Kota pada Rabu, 11 November 2015. Menurut Ahok, dalam proses pengerjaan sodetan Kali Ciliwung, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjumpai beberapa kendala.
"Kendalanya kan memang ngerjainnya enggak bisa dua bor langsung. Padahal kami datangin dua bor. MRT yang bornya segede gitu aja cuma bisa ngebor 8 meter doang per hari, apalagi ini. Dan kalau kamu enggak bor sekaligus, sudah pasti terlambat, MRT juga sama, bisa terlambat," tuturnya.